Kabaroposisi.net (Banyuwangi)Sudah menjadi adat relegi bagi ummat muslim setiap memasuki bulan Rabiul Awwal adakan kegiatan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sehingga bulan Rabiul Awwal punya sebutan lain yaitu bulan Maulid, atau Maulidun Nabi.
Minggu 3/11/2019 warga muslim Dusun Wijenan Lor Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh Banyuwangi. Sekira pukul 06:00 Wib sampai selesai, gelar acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Bacaan sholawat dan pujian – pujian (Berzanji), menggema di dalam ruangan utama Masjid Baiturrohman. Berzanji adalah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad Saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad Saw. Istilah yang lebih umum oleh ummat muslim di Banyuwangi disebut Asrokolan.
“Adat relegi dan silaturrahmi seperti ini jangan sampai hilang, harus ditularkan kepada anak cucu kita, berikan pemahaman bahwa silaturrahmi adalah cikal bakal dari persatuan dan kesatuan di desa kita. Hanya dengan hidup rukun kita akan mudah menghadapi setiap persoalan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari – hari ,” ucapnya saat dikonfirmasi sebelum acara Bezanji dimulai.
Ustad Mangsur atas nama Pengurus Ta’mir dan Panitia dalam sambutan penghormatannya senada dengan apa yang disampaikan oleh Apandi. Bahwa adat atau budaya peringatan Maulid Nabi dengan cara saling silaturrahmi antara warga Dusun Wijenan Lor dengan warga Dusun Wijenan Kidul, berjalan terus sampai kepada anak cucu. Ustad Mangsur berharap dari moment peringatan Maulid Nabi kali ini bisa diperoleh pelajaran moral yang lebih baik ke depan dan istiqomah dalam ibadah.
Adat ” Kembang Endog ” dalam peringatan Maulid Nabi yang ada hanya di Banyuwangi. Dan pencetus adat ” Kembang Endog ” adalah disebutnya KH. Abd. Faqih Cemoro ulama besar Banyuwangi di eranya yang juga dikenal sebagai tokoh perjuangan Kemerdekaan itu. Diceritakan oleh KH. Imam Syafi’i bahwa ” Kembang Endog ” dibuat bukan tanpa makna. Sempat diurai filosofi tentang ” Kembang Endog ” oleh KH. Imam Syafi’i secara rinci.
Acara diakhiri dengan doa, selanjutnya sebagai tali asih perkuat makna siaturrahmi warga Dusun Wijenan Kidul dibekali bingkisan ( Berkat ) untuk oleh-oleh keluarga di rumah. (rh35).