KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Terpantau pada Peta Sebaran Covid 19 Kabupaten Banyuwangi per 14 Agustus 2020, angka kasus positif Covid 19 sebanyak 96 orang, sembuh 63 orang, dalam perawatan 30 orang, dan meninggal 3 orang.
Dari angka kasus positif diketahui ada 3 wilayah Kecamatan terbanyak capaiannya sukses lewati angka 10 kasus positif. Diantaranya Kecamatan Genteng sebanyak 14 kasus positif, Kecamatan Banyuwangi sebanyak 12 kasus positif, dan Kecamatan Srono sebanyak 11 kasus positif. Sementara beberapa Kecamatan lain yang peta wilayahnya ternodai warna merah kasus positif berada pada angka 10 ke bawah.
Camat Genteng Firman dikonfirmasi terkait penyebab terjadinya lonjakan tertinggi kasus positif di wilayahnya menyampaikan. Bahwa penyebab lenyumbang terbanyak karena : 1. Cluster perjalanan dari luar daerah yang merupakan Resiko Rentan terpapar, 2. Cluster keluarga kontak erat langsung dari Pasien Positif Covid 19 yang lakukan perjalanan luar daerah. Berikut Camat Firman sampaikan upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan angka kasus positif covid 19.
“Yang Telah Dilakukan bersama Gugus Tugas Kecamatan dan Desa, 1. Lakukan pelayanan Kesehatan bagi Pasien Positif 19 sampai dengan lakukan isolasi di Rumah Sakit Rujukan dan lakukan pelayanan Tracking Kontak eratnya, 2. Pembinaan kepada Warga Masyarakat untuk lakukan Protokoler Kesehatan dan lendisiplinan penggunaan Masker dengan baik dan benar, 3. Lakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan sekitar pasien covid 19, 4. Pemberian Bantuan Sembako bagi Keluarga terdampak, 5. Bagikan 5.000 Masker bersama Forpimka, Gugus Tugas Kecamatan dan Desa, Satpol PP dan BKO dan Bumdes serta Warga di beberapa titik untuk pengguna jalan,” urainya Sabtu 15/8/2020.
Berikut konfirmasi yang sama kepada Camat Kota Banyuwangi Muhamnad Lutfi, S.Sos.,M.Si, kepada awak media menjelaskan.
“Karena memang penduduknya lebih banyak dan selain di Banyuwangi Kota itu juga banyak pusat kegiatan ekonomi dll. Rata-rata penyebabnya kontak langsung dengan orang luar kota zona merah terutama dari Surabaya. Karena tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan utamanya masih ada yang melakukan berjabat tangan”, jelasnya.
Lanjut bagaimana upaya untuk melakukan penekanan terjadinya kenaikan kasus positif, Camat Lutfi mengatakan.
“Untuk lenekanannya tetap kita satgas melakukan monev pelaksanaan protokol kesehatan dengan disiplin. Apalagi banyak kegiatan 17 an di kampung-kampung tingkat RT, ini kita perketat pantau dan pengawasan untuk penerpan protokol kesehatan. Prinsipnya tidak boleh ada kerumunan, kegiatan boleh asal penontonnya terkendali, persiapan panitianya bagus, fasilitas-fasilitas dan psarana yang menunjang protokol kesehatan dilokasi siap dan bagus. Yang sering lengah adalah pengendalian kehadiran penonton, maka harus ada pembatasan kuota jumlah kehadiran penonton atau masyarakat”, paparnya.
Dicontohkan satu persoalan oleh Camat Lutfi yaitu sebentar lagi akan banyak masyarakat yang mau adakan kegiatan selametan kampung. Makan bersama-sama, berdekatan buka masker, makan sambil ngobrol maka dropletnya nyambut kemana mana. Oleh karena itu Camat Lutfi antisipasi hal tersebut mengaku berikan himbauan melalui Surat Edaran kepada Kepala Kelurahan se Banyuwangi.
Masih dalam persoalan yang sama Camat Srono, terkait penyebab banyaknya kasus positif covid hingga tembus 11 orang, mengatakan.
“Dari 11 orang sudah sembuh 10 orang, rata-rata ada riwayat perjalanan ke luar kota , upaya selalu sosialisai penerapan protokol kesehatan”, ungkapnya.
Sementara ada yang menarik bahkan patut diapresiasi ada dua wilayah Kecamatan yang sampai saat ini peta wilayahnya tak ternodai warna apapun sebagai pananda adanya kasus. Bisa dibilang zona paling aman yaitu Kecamatan Songgon dan Kecamatan Licin. Mungkin bisa jadi resep untuk Kecamatan yang lain, awak media mohon kepada Camat Licin Hartono untuk berbagi tip kenapa wilayahnya di zona aman sampai sekarang.
“Alhamdulilah….kerja keras, ngak banyak bicara. Koordinasi terus jalan. Dan terus aktif mengingatkan masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan”, jawabnya singkat. (r35).