KABAROPOSISI.NET|Jakarta, – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) menanggapi viralnya video di media sosial yang menunjukkan sejumlah orang di sebuah ruangan, dan salah seorang diantara mereka mengumandangkan lantunan adzan dengan menyelipkan kalimat ‘Hayya Alal Jihad’.
DPP GMNI sangat menyayangkan perilaku tersebut. Sekjend DPP GMNI Sujahri Somar menegaskan, hal itu tidak mencerminkan ajaran Agama Islam. Sujahri juga menegaskan mengumandangkan adzan semacam itu merupakan perbuatan bid’ah serta menjurus kepada radikalisme agama.
“Hal ini tentu menjadi fenomena baru dalam konteks peribadatan umat Muslim Indonesia saat ini. Menanggapi hal tersebut saya serukan kepada seluruh umat agar berjihad melawan hawa nafsu, berjihad melawan segala bentuk ajakan-ajakan untuk membenturkan sesama anak bangsa, serta berjihad yang sesuai dengan ajaran Agama Islam yang sesungguhnya, yakni berjuang dengan sungguh-sungguh dalam berbagai hal positif,” ujar Sujahri dalam keterangan resminya, Sabtu (5/12).
Sujahri melanjutkan, jihad dilaksanakan untuk mengimplementasikan misi utama manusia, yaitu menegakkan ‘Din’ (agama) Allah, atau menjaga Din tetap tegak dengan cara-cara sesuai garis perjuangan para Rasulullah dan Al-Quran.
“Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada umat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka, yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi,” tegas Sujahri.
GMNI juga menilai, jihad berusaha membersihkan pikiran dari pengaruh-pengaruh ajaran selain Allah dengan perjuangan spiritual di dalam diri, mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
GMNI pun meminta peran penting dari Kementrian Agama dan MUI untuk masif dalam memberikan pencerahan dan edukasi kepada umat Islam dalam rangka tegaknya Islam sebagai agama yang cinta damai atau Rahmatan Lil Alamin.
“Selain itu saya meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar menahan diri serta jangan terprovokasi dengan beredarnya video tersebut. Mari sama-sama kita menjaga kondusifitas dengan menciptakan kenyamanan bagi semua kalangan umat beragama di Indonesia, agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga guna membangun peradaban bangsa yang lebih baik,” pungkas Sujahri. (red/pr@)