KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Pada Kamis 27/01/2022 pendopo kantor Desa Bedewang Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Muncul dalam pemberitaan media, didatangi puluhan warga melakukan aksi demo terkait karena kebingungan air bersih akibat dampak aktivitas tambang.
Penasaran, awak media Senin 31/01/2022 temui salah satu tokoh masyarakat Bedewang Sampirno di kediamannya gali informasi tentang aksi demo tersebut. Dalam keterangannya Sampirno membenarkan adanya aksi demo oleh warga yang menuntut tutup tambang dan air bersih. Namun sedikit disayangkan oleh Sampirno, karena kalau tuntutan penutupan aktivitas tambang. Di Bedewang sejak ada surat himbauan dari Kapolsek Songgon per 19 Januari 2022 sudah tidak ada aktivitas tambang lagi. Berikut Sampirno tunjukkan lembar surat himbauan dari Kapolsek Songgon ke awak media.
Terkait air bersih kata Sampirno, waktu masih ada aktivitas tambang setiap ada keluhan petani tentang air yang keruh. Tegas Sampir, jangankan di demo, ada laporan melalui telfon saja Kepala Desa langsung merespon. Para penambang diundang ke Kantor Desa menyampaikan keluhan warga dan dibahas juga solusinya seperti apa.
Kabarnya warga yang mendatangi kantor Desa Bedewang ditemui dan diterima oleh Ketua BPD Bedewang (Yahya) dibawah pengawalan dan pengamanan satuan Polsek Songgon. Ketua BPD (Yahya) dalam konfirmasinya via seluler (Voice note Whatsapp) nya, ketika ditanya demo warga terkait persoalan apa, dijawabnya terkait air bersih.
“Terkait air bersih, di mana karena adanya penambangan masyarakat mengaku kebingungan air bersih baik untuk MCK maupun pertanian. Untuk nyemprot juga keruh, pada akhirnya merusak spuyer semprot dan juga mengurangi dari kemanjuran obat itu saja. Padahal sebelumnya 6 bulan yang lalu itu sudah kita mediasi saya panggil semuanya baik petani maupun penambang di desa sudah sepakat penambang akan membuat semacam tandon atau kolam untuk menampung air yang keruh setelah bening baru dibuang ke sungai. Yang kedua sepakat pengadaan air bersih dibelikan tandon untuk penyediaan air bersih, tapi sampai saat ini menurut pengakuan petani belum ada realisasi”, ujarnya.
Berikut menanggapi pertanyaan media apakah di Desa Bedewang masih ada aktivitas penambangan/galian c. Karena ada peserta demo yang menyuarakan tuntutan “Tutup Tambang. Dijawabnya untuk aktivitas penambangang di Desa Bedewang sudah tidak ada.
“Untuk aktivitas penambangan 10 hari ini sudah tidak ada, itulah yang kami sesalkan kenapa teman-teman itu demonya kok ketika tambang sudah tidak aktivitas. Andaikan pas aktivitas kan kita bisa langsung tinjau lapangan. Kalau masalah tutup tambang itu ada dua kubu, yang satu kubu mintak tutup tambang terutama yang ilegal, lalu yang satu kubu gak penting itu yang penting airnya bersih”,
Disusul pertanyaan apakah aksi demo oleh puluhan warga tersebut ada pemberitahuan sebelumnya ke Pemerintah Desa. Ketua BPD Yahyak mengaku menyesalkan kenapa aksi demo itu tidak ada pemberitahuan dulu.
“Kami juga BPD kemarin menyampaikan, mestinya kalau mau unjuk rasa itu apalagi melibatkan orang banyak ini ada pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga agak menyesalkan kok tidak ada pemberitahuan. Karena kami khawatir orang banyak itu pikirannya gak sama, kalau tidak dikawal nanti pada akhirnya anarkis dan sebagainya, ini satu sisi. Sisi yang lain kalau tidak ada pemberitahuan apabila Pemerintah Desa kurang siap misalnya Pak Kades dinas di luar atau diundang ke Kabupaten, kita BPD juga ada kesibukan lain tidak menyambut atau tidak menemui disangka kurang peduli. Itu memang saya menyesalkan dan saya wanti-wanti karena bisa kena hukum apalagi ini masa covid begini ini”, geber dan pungkasnya.
Kepala Desa bedewang Asmawi senada dengan Ketua BPD, bahwa demo warganya terkait air bersih akibat aktivitas tambang. Permasalahan tersebut sudah lama saat tambang masih berjalan di Bedewang. Tetapi setiap kali ada keluhan petani sudah ditanggapi bahkan penambang dan petani dipertemukan di kantor Desa.
“Warga demo masalah kebutuhan air bersih untuk pertaniannya, ini sudah lama dikeluhkan oleh warga. Dan sebelumnya, setiap ada keluhan petani terkait dampak kegiatan tambang kita sampaikan ke penambang. Penambang dan petani kita undang ke kantor untuk musyawarah cari solusinya. Nah sekarang ini warga demo ke kantor Desa terkait hal yang sama, akan kita tindak lanjuti insyaallah besok jam 10.00 Wib kita hadirkan penambang juga perwakilan petani. Kita musyawarahkan lagi bagaimana terbaiknya. Dan kita libatkan dalam musyawarah dari unsur BPD, Polsek juga Koramil”, tutur Kades Asmawi.
Kades Asmawi mengaku saat warganya datangi kantor Desanya, dirinya kebetulan ada aktivitas di luar. Karena memang sebelumnya tidak ada pemberitahuan kalau akan ada demo. Andai ada pemberitahuan Kades Asmawi memastikan akan menemui langsung dan mendengarkan aspirasi warganya. (r35).