Probolinggo|kabaroposisi.net., Beredarnya sebuah video yang berisi ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, sontak mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat Probolinggo. Video itu diduga dibuat oleh salah satu oknum Ketua LSM yang mengajak warga untuk turun ke jalan. Namun, tidak semua pihak sepakat dengan seruan tersebut. Banyak yang menilai, ajakan itu justru terkesan mencari-cari kesalahan pemerintah tanpa dasar yang jelas. 23-10-2025
Seruan aksi itu sendiri dimaksudkan untuk mengkritisi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo terkait penebangan sejumlah pohon di area Alun-Alun setempat. Isu ini cepat menyebar dan menjadi bahan perbincangan hangat, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Namun, di balik kehebohan tersebut, ada fakta lain yang sering terlewatkan. Sebelum melakukan penebangan, Pemkot ternyata sudah melakukan kajian mendalam terkait proyek Revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo.
Revitalisasi ini bukan proyek yang dilakukan asal-asalan. Menurut pihak Pemkot, setiap langkah yang diambil telah melalui proses perencanaan yang panjang, termasuk kajian mengenai dampak lingkungan. Tujuannya sederhana namun penting, menghadirkan wajah baru Alun-Alun Probolinggo tanpa mengabaikan keseimbangan alam di sekitarnya.
Apalagi, proyek tersebut juga mencakup program penanaman pohon kembali di area yang sama. Artinya, penebangan bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses pembaruan. “Pastinya pihak Pemkot telah melakukan kajian saat merencanakan proyek tersebut. Dampak lingkungan yang ditimbulkan pasti sudah dikaji secara matang oleh pihak terkait,” ungkap salah satu warga Kota Probolinggo yang berinisial S yang enggan disebutkan namanya, Kamis (23/10/2025).
Warga tersebut, yang berdomisili di Kecamatan Mayangan, justru mengimbau masyarakat untuk melihat persoalan ini dengan kepala dingin. Menurutnya, tak seharusnya masyarakat mudah terprovokasi oleh ajakan-ajakan yang belum tentu jelas tujuannya. Ia percaya, langkah Pemkot bukan tanpa pertimbangan, apalagi jika tujuannya untuk memperindah wajah kota.
Ia juga menambahkan, setelah revitalisasi selesai, Alun-Alun Probolinggo akan kembali berfungsi sebagai paru-paru kota. Bedanya, kali ini dengan tampilan yang lebih modern dan ramah pengunjung. “Jangan ada yang memprovokasi, sebaiknya kita dukung dan kita lihat saja nanti seperti apa hasilnya,” Ujarnya
Kini, masyarakat Probolinggo dihadapkan pada pilihan, ikut dalam arus provokasi atau menunggu hasil nyata dari upaya pemerintah mempercantik kota. Waktu akan membuktikan, apakah langkah revitalisasi ini sekadar janji manis atau benar-benar menjadi langkah maju menuju Probolinggo yang lebih hijau, indah, dan berdaya. (***)







