Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Curah hujan yang tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Songgon dan sekitarnya pada Jumat 5 Desember 2025 kemarin. Membuat debit air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Badeng mengalami peningkatan melampaui batas normal hingga normal.
Meningkatnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Badeng yang hulunya adalah lereng Gunung Raung itu. Mengharuskan warga di hilir mulai dari wilayah Kecamatan Songgon dan Kecamatan Singojuruh ekstra waspada. Kenapa…?, jawabannya karena trauma kejadian banjir bandang yang pernah luluh-lantahkan Desa Alasmalang 8 tahun yang lalu.
Sejak peristiwa itu, bila curah hujan tinggi dengan durasi yang lama, aliran sungai Badeng seringkali membuat warga Alasmalang ketar-ketir karena terjadi penyumbatan pada mulut Jembatan Garit oleh material bawaan. Terlebih pada induk Dam Garit mengalami pendangkalan yang mana ketinggian sedimennya rata dengan tanggul Dam/Bendungan.
Oleh karena itu Rudy yang dipercaya sebagai corong aspirasi warga Desa Alasmalang terkait Jembatan Garit . Meminta agar Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur melakukan normalisasi pada induk Dam/Bendungan Garit, dengan alasan Dam Garit alami pendangkalan tidak berfungsi sebagaimana peruntukannya.
“Saya atas nama warga Alasmalang, menyampaikan ucapan terima kasih atas informasi bahwa Jembatan Garit Alasmalang tidak lama lagi akan dilakukan renovasi. Artinya Pemerintah sepakat bahwa keselamatan rakyat adalah utama dan tertinggi di negeri ini, dan Pemerintah juga sepakat bahwa kontruksi Jembatan Garit yang berpenyangga tengah itu jadi ancaman bagi keselamatan warga Alasmalang. Semoga renovasi Jembatan Garit benar-benar terwujud dan realisasi tahun 2026 ini”, ujarnya.
Lanjut Rudy singgung soal ancaman lain yang dianggap berpotensi memicu terjadinya banjir di Desa Alasmalang, yaitu induk Dam Garit yang mengalami pendangkalan.
“Jembatan Garit rentan terjadinya penyumbatan, karena pertama air yang datang dari hulu tidak bisa transit barang sebentar saja di induk Dam Garit. Setidaknya bila Dam Garit itu tidak dangkal bisa menangkap dan menampung air sehingga muntahannya sedikit melamban dan teratur. Terlebih mulut Jembatan Garit yang sempit karena ada penyangga tengahnya, tidak seimbang dengan luasan ruang sungai Badeng. Bila arusnya kuat los tidak tertampung oleh induk Dam, maka mau tidak mau mulut Jembatan Garit kuwalahan menangkap pasokan air. Dan bila penyangga tengah Jembatan tangkap material bawaan terjadi penyumbatan, dimungkinkan air muntah ke pemukiman”, papar Rudy.
Diakhir penyampaiannya Rudy meminta agar Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur. Agar sedianya melakukan normalisasi pada induk Dam Garit, sembari menunggu eksekusi perbaikan Jembatan Garit. Karena kata Rudy alternatif jangka pendek yang bisa membuat warga Alasmalang tidak khawatir adalah normalisasi pada induk Dan Garit. Hal itu bisa dilihat pada setiap debit air sungai Badeng meningkat, banyak warga keluar rumah pantau debit air di Dam Garit. (Ktb).






