(Probolinggo)-Kabaroposisi.Net_
Kendatipun musim tanam secara serempak belum tiba pada waktunya, tapi bagi sebagian petani diwilayah Kecamatan Dringu dilahan persawahan tetap saja bisa menanam padi. Khususnya di Desa Pabean yang memang irigasi di sebagian desa itu cukup baik, jadi pertanian disana tidak kekurangan air meskipun musim kemarau, sebagian petani yang menanam padi meskipun jumlahnya tidak banyak. Upaya itu tidak lepas dari peran Babinsa dan Ketua Kelompok Tani Sumberwaru Desa Pabean Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Bapak Tarsan, yang selalu memberikan motifasi kepada para petaninya untuk tetap menanam padi dimusim kemarau ini,Sabtu (26-10-19).
Serda Umar Makruf, Babinsa Koramil 0820/22 Dringu dan Ketua Kelompok tani Bapak Tarsan selalu berusaha memberikan arahan kepada petani untuk memanfaatkan Alsintan (Alat mesin pertanian) yang telah diberikan oleh pemerintah untuk dimanfaatkan dengan baik, sehingga pemerintah tidak sia-sia mengeluarkan biaya besar pengadaan Alsintan untuk para petani, salah satunya alat mesin tanam padi tersebut.
Upaya Babinsa dikatakan berhasil karena baru-baru ini bersama ketua Kelompok tani Sumberwaru Desa Pabean, didepan UPTD Pertanian Kecamatan Dringu langsung mengadakan demo dan memberikan contoh cara penggunaan Alsintan, khususnya alat tanam padi, dilahan milik Bapak Tarsan sendiri seluas 0,5 hektar.
“Memang agak berbeda dengan sistim tanam manual yang menggunakan tenaga manusia, kalau menggunakan alat mesin tanam kita harus siapkan bibit padi yang sudah disemai diwadah plastik berbentuk nampan yang sudah disiapkan sampai usia bibit siap tanam kira-kira berumur 20 sampai 25 hari,” tuturnya.
“Proses penanamanpun berbeda, kita tinggal memasukkan bibit padi yang sudah siap tanam ke mesin tanam dengan rapi, selanjutnya kita tinggal dorong saja mesin tanam tersebut, maka satu persatu padi akan tertanam dilahan yang sudah kita siapkan”..sambungnya
Untuk membuang rasa penasaran, semua yang hadirpun ikut mencoba alat tersebut tidak ketinggalan Babinsa Desa Pabean Serda Umar Makruf, ternyata ini memang lebih efesien dan bisa menghemat biaya.
Masih kata Babinsa, “Coba saja kita hitung secara kasar untuk lahan seluas 0,5 hektar ini kalau kita menggunakan sistim manual tenaga manusia kita butuh 6 orang untuk menanamnya, dengan ongkos Rp 40.000 per orang.
Jadi kita harus mengeluarkan biaya Rp 240.000 untuk lahan seluas 0,5 hektar, namun dengan menggunakan alat ini kita cukup menggunakan 2 orang yaitu operator dan pengangkut bibit. Jika kita bayar perorang Rp 50.000 kita hanya butuh Rp 100.000.” jelas Babinsa.
Bukan hanya mesin tanam saja yang digunakan Kelompok Tani Sumber Waru, alat-alat yang lain juga dimanfaatkan oleh kelompok tani tersersebut, seperti alat mesin panen (Combaint ) juga ada di Kelompok tani tersebut.
“Kita harus mendukung program pemerintah untuk meningkatkan hasil pertanian dan untuk mewujudkan swasembada pangan, untuk itu kita harus maksimalkan semua bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah kepada petani,” punkas Babinsa Serda Umar Makruf.(Win)