Peringati Maulid Nabi, Pemdes Singojuruh Gelar Festival Endog – Endogan

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Halaman Masjid Sunan Giri Dusun Kemiren Desa Singojuruh Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Minggu 24/11/2019, ramai jadi lokasi start pemberangkatan peserta Festival Endog – Endogan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Singojuruh.

Bacaan Lainnya

Sebagaimana disampaikan oleh Sekertaris Desa Singojuruh Habiby 15 menit sebelum pelepasan peserta Festival. Bahwa kegiatan Festival Endog – Endogan dilaksanakan. Karena memang sudah ditetapkan agendanya oleh Pemerintah Desa dan dianggarkan lewat APBDes. Yang mana masing – masing Dusun dari 9 Dusun yang ada mendapatkan dana stimulan untuk biaya mengikuti Festival tersebut. Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Singojuruh Muhamad Lutfi, S.Sos.,M.Si, Kepala Desa Sinhojuruh Suharto, Ketua unsur BPD, dan LPMD Singojuruh serta pengurusa takmir Masjid Sunan Giri Kemiren.

Ketua Panitia Supriyanto, S.Pd dalam sambutannya sampaikan salam penghormatan, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Disampaikan bahwa pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw oleh Pemerintah Desa Singojuruh kali. Mengambil tema ” Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw kita tingkatkan persatauan dan kesatuan untuk menuju masyarakat yang damai aman tentram sejahtera bermartabat dan berakhlaq muliya “. Sementara yang menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan tersebut menurut Panitia adalah keputusan Pemerintah Desa sebelumnya.

Kepala Desa Singojuruh dalam sambutannya mengucap syukur alhamdulillah karena untuk yang pertama kali sejak setelah dilantik jadi Kades Singojuruh definitif ikuti kegiatan di desanya.

“Sangat bangga kami sebagai Kepala Desa baru, karena senagaimana yang sudah dijelaskan oleh panitia. Bahwa ini program 6 tahun yang sudah dirancang oleh bapak Kepala Desa lama, jadi saya tinggal melanjutkan. Selanjutnya ke depan kegiatan festival endog – endogan akan  saya perbaiki bahkan akan kita perbesar pelaksanaannya “, ungkapnya.

Lanjut Kades Suharto sekilas menyampaikan informasi bahwa tradisi endog – endogan jadi icon peringatan Maulid Nabi dicetuskan pertama kali oleh Kiyai Abdullah Faqih Cemoro Songgon. Dan kenapa kembang endog – endogan ditancapkan ke batan pohon pisang. Menurut Kades Suharto ada filosofinya bahwa manusia tidak akan mati sebelum memberi manfaat kepada manusia lainnya. Digambarkanlah pohon pisang, bahwa pohon pisang sebelum berbuah tidak akan mati. Selanjutnya Kades Suharto ajak berdoa semua peserta untuk keselamatan dan kemajuan masyarakat dan desa Singojuruh.

Camat Singojuruh Muhamad Lutfi. S.Sos.,M.Si apresiasi terhadap Pemdes Singojuruh atas kegiaatan Festival endog – endogan sebagai wujud cinta kepada Rosulullah Saw. Camat tegaskan lagi bahwa ummat yang seperti ini yang dicintainya dan yang ditangisi oleh Kanjeng Nabi. Camat juga menyampaikan ucapan terima kasih karena telah menggunakan halaman Masjid Sunan Giri sebagai simbul kegiatan lokasi pelepasan peserta Festival. Oleh karena itu kegiatan – kegiatan kemaslahatan ummat, kegiatan pemberdayaan ekonomi.

“Perlu kita ketahui Masjid Sunan Giri ini adalah Masjid di dusun Kemiren desa Singojoruh yang satu – satunya diresmikan oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia bersama Masjid di desa Alasmalang. Tidak ada Masjid yang di Kecamatan diresmikan oleh seorang Menteri. Ini kita patut berbangga, dan hari ini kita start di sini merupakan sebuah kebanggan bagi kita semua “, lontar Camat.

Selanjutnya Camat ajak semua peserta Festival baca sholawat sebelum pemberangkatan. Dan dawali dengan bacaan sholawat juga bismillah, Camat Singojuruh berangkatkan peserta Festival endog – endogan. (rh35/ktb).

Pos terkait