Kabaroposisi.net (Banyuwangi)
Sedikit insiden terjadi pada pelaksanaan Musyawarah Kabupaten (Muskab) di Hotel El Royal dengan agenda utama Pemilihan Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Banyuwangi (ASKAB) Rabu 08/01/2020.
“Sederhana saja karena ini sudah bukan rahasia umum, semua sudah tahu ini adalah lembaga ASKAB yang besar. Intinya itu, adalah yang kami tahu sejak awal mestinya tahapannya pertanggung jawaban dari Ketua Askab dulu. Diterima tidak itu soal mekanisme itu yang pertama. Yang kedua bahwa membuat tatib itu pijakannya adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Namun Ketua Panitia sendiri tadi menyampaikan ” kami tidak pegang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sampai hari ini”. Lah…pelaksanaan ini lalu atas dasar apa. Yang ketiga Ketua Askab sebelumnya Mura’i Ahmad menyampaikan kepada saya secara langsung. Bahwa untuk musyawarah pembentukan Panitia tidak pernah diajak ngomong tahu – tahu pagi tadi dimintai suruh bikin pertanggung jawaban”, ungkapnya.
Masih kata Kades Sepanjang Rojikin dihadapan para awak media,
“Sehingga apa yang disampaikan Mura’i itu tadi bukan pertanggung jawaban tapi cerita tidak secara administrasi secara tertib. La ini kan memalukan, maka saya kasihan kepada teman yang terpilih nanti kalau kendaraan ini dipaksakan sudah terkesan cacat secara hukum. Karena apa asosiasi Kepala Desa ini secara konstistusi itu kan tidak ada. Mana ada namanya Ketua Umum memerintah Kepala. Ini hanya sebuah perkumpulan, tetapi kalau tidak diatur sedemikian rupa nanti ini gampang ditarik – tarik ke masalah – masalah politik. Maka ini terlalu dipaksakan lebih baik biar tidak ikut berdosa saya memilih keluar saja”, lanjutnya.
Menurut Kades Rojikin adalah lucu kalau Ketua Panitia mengatakan tidak tahu sama sekali AD/ART nya. Karena Askab sudah berdiri bertahun – tahun tidak ada AD/ART nya sekali lagi ditehaskan oleh Kades Rojikin “lucu”. Kalau seperti yang terjadi Rojikin mengaku malu pada teman – teman media kalau pelkasanaan itu dipaksakan.
“Secara pribadi saya menghormati juga menghargai teman – teman yang masih ingin melanjutkan monggo saja itu hak mereka. Kami tidak akan memaksakan atau intervensi, hanya hendaknya dievaluasi kembali”, pungkasnya. (ktb/rh35).