Kabaroposisi.net (Banyuwangi)
Bergulir desas-desus salah satu oknum Kepala Desa baru menjabat di wilayah Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, alergi kehadiran wartawan dan Lembaga di kantornya. Padahal kabarnya dimasa pemerintahan Kepala Desa sebelumnya rekan-rekan wartawan dan Lembaga nyaman-nyaman saja.
Lantaran desas-desus yang seolah menyepelekan peran dan keberadaan media atau wartawan itu, Rudy Hartono Ketua Majelis Pers Nasional (MPN) Korwil Banyuwangi angkat bicara.
“Memang betul apa yang dikatakan oknum Kades ini tidak terdengar langsung di telinga saya, tapi ketika dia sebut wartawan kan wajar saya reaksi. Sebenarnya sudah lama kalimat tidak sedap dari Kades yang satu ini, tentang wartawan dan lembaga saya dengar. Hanya saja saya masih mencoba mengikuti dan memantau sejauh mana sikap dan perlakuannyan kepada saudara-saudara se profesi dengan saya. Mohon difahami wartawan tidak gila hormat dan tidak perlu perhatian khusus, juga tidak minta diistimewakan. Tapi jangan lupa wartawan punya tugas yang khusus dan dilindungi undang-undang. Kalau memang ada masalah flourkan saja, apa persoalannya”, tutur Ketua MPN yang kerap kali dipanggil dengan sebutan “Rudy Telok Lemak” itu.
Diceritakan lebih lanjut oleh Rudy, tak jelas apa sebab dan permasalahannya tahu-tahu oknum Kades di salah satu wilayah Kecamatan Singojuruh dan masih baru pertama kali menjabat itu. Lontarkan kalimat yang menurut Rudy merendahkan atau sepelekan peran dan keberadaan wartawan, atau pasalnya alergi wartawan.
“Saya kan gak habis pikir, ada masalah apa kira-kira Kades ini dengan teman-teman wartawan dan lembaga. Secara nalar dia baru menjabat dan artinya tidak pernah bersinggungan dengan wartawan dan lembaga di kantor Pemerintahan Desa. Tahu-tahu melalui staf nya mengatakan sesuatu yang maknanya adalah anti wartawan dan lembaga, kan aneh. Kecuali dia sudah lama menjabat dan pernah berurusan dengan wartawan atau lembaga pantas lah. Atau mungkin saja dia akan menunjukkan kepada staf dan perangkat desanya, karena baru menjabat menaikkan power dirinya, “ini lo saya hebat dan tidak ada wartawan berani sentuh saya…?”, kan bisa jadi seperti itu. Atau mungkin Kades ini merasa sok suci, kebal hukum, atau punya backing..? kalau benar dugaan saya, maka saya sangat tertarik untuk kawal dan pantau sejauh mana konsekwensi sikap, kinerja dan lisan Kades yang tidak bersahabat itu. Maaf..apalagi KPK beberapa waktu lalu menghimbau dan mengajak wartawan untuk kawal pengelolaan dana ADD dan DD. Selain itu tugas wartawan adalah melaksanakan amanah undang-undang, bukan maunya sendiri”, ujar Rudy dengan kesalnya.
Ketika Rudy ditanya dari mana informasi diperoleh, diceritakannya bahwa ada salah rekan seprofesinya (wartawan) salah satu media tidak disebut nama. Mengaku mendapat informasi dari salah satu staf desa setempat, yang kemudian disampaikan pada dirinya (Rudy) karena dianggap dituakan di MPN Korwil Banyuwangi.
Sayangnya Rudy tidak mau sebut nama dan Kades mana yang dimaksut, katanya biar jadi catatan pribadi dan bentuk penghormatan sementara ini. Rudy justru mendoakan dan berharap semoga oknum Kades yang dimaksut bisa menjalankan roda Pemerintahan Desanya dengan baik tidak ada celah sedikitpun. Rudy juga mengaku apa yang disampaikan itu tidak mengada-ada, karena menerima pengaduan dari salah satu wartawan yang sebelumnya mengaku mendapat bisikan dari salah satu staf desa setempat. Bukan hanya itu kata Rudy, terakhir diperoleh informasi Sekdes curhat via WhatsApp kepada Ketua BPD nya terkait sikap oknum Kades yang kurang bersahabat dengan insan media.
“Ia mas aku kemarin TLP (Telefhone) Sekdes, di kabari ternyata Kades kalau ada teman-teman media malah ditinggal keluar ya mas” tiru Rudy ulang penyampauan Ketua BPD setempat. (ktb).