SUMENEP Kabaroposisi.net, – Masyarakat Desa Kertasada yang mata pencahariannya adalah Petani Garam dan Nelayan, punya cara unik mengucap syukur atas Rizki yang didapat dari hasil darat maupun laut. Setiap tahun masyarakat petani garam dan para nelayan melaksanakan acara Adat Rokat Desa dan Petik Laut Kertasada Kalianget.
Rokat desa dan petik laut adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah terhadap lahan tambak garam dan laut yang selama satu tahun menjadi tempat masyarakat mengais Rizeki. Tradisi ini mulai digelar sejak jaman nenek moyang masyarakat kertasada.
“Ini sebagai ungkapan rasa syukur Para Petani garam dan para nelayan atas hasil tambak garam dan hasil tangkapan ikat yang melimpah. Sekaligus ritual tolak balak. Memohon keselamatan seluruh masyarakat Desa utamanya keselamatan para nelayan saat melaut mengarungi lautan dengan angin yang kencang dan gelombang besar.
Makanya, tak sekalipun kami melewatkan tradisi ini agar terhindar dri segala musibah,” kata Kepala Desa Kertasada Sabuang saat menyampaikan sambutannya di panggung (kelir/pajang) Rukun Karya sehabis ditimang oleh para Pemain Ketoprak Rukun Karya, Sabtu malam ini (29/02/2020)
Rokat dan Petik Laut kertasada diawali dengan mengarak sesaji keliling kampung, masyarakat menyebutnya “Ider bumi” dan tirakatan serta pengajian Dzikir Doa. Sesajian itu nantinya akan dilepaskan oleh iringan kapal/perahu nelayan ditengah laut.
“Tradisi ini diawali dengan mengarak sesaji dari Balai Desa Kertasada menuju Pelabuhan Kertasada sebagai tempat puncak acara Rokat dan Petik Laut Desa Kertasada.
Acara puncak malam ini di Ramaikan dengan pagelaran ketoprak Rukun Karya, yang di hadiri oleh ratusan bahkan ribuan lapisan masyarakat Desa Kertasada dan dari Desa Tetangga sekecamatan Kalianget dan luar Kec Kalianget.
Sesaji yang akan diarung ke segara lautan terdiri dari ayam jantan yang masih hidup berbagai macam kue, buah buahan, candu, rokok,kapur sirih, pancing yang ditata apik dalam sebuah replika perahu nelayan dari batang pohon pisang,” Ungkap Moh Fandari SH salah satu Tokoh Masyarakat Desa Kertasada dan juga sebagai Ketua Team 16 Media Nasional.
“Perahu kecil ini berukuran 1,5 m sampai 3 m dengan warna dan ornamen umbul umbul/bendera dari kertas layaknya perahu nelayan saat melaut. Inilah yg disebut Gitik.” tambahnya saat dikonfirmasi awak media di acara malam puncak.
Pagi Hari Minggu di lokasi tempat acara puncak, lanjut Fandari, sesaji ditaruh berjejer di atas meja dan di lakukan kegiatan tirakat, ngaji dzikir dan doa lalu masyarakat berbondong bondong merebut sesaji membawanya kesalah satu perahu nelayan karena meyakini bisa ‘tertular’ berkah.
Perjalanan selama 1 jam ditempuh perahu nelayan dgn iringan musik musik dari setiap perahu.
Masyarakat tampak antusias berjoged dan berselfi ria diatas perahu perahu yang beriringan menuju tengah laut lepas.
Perahu nelayan akan berhenti di lokasi air laut yang agak tenang. Di sini ritual pelepasan sesaji dilakukan sesepuh nelayan Desa Kertasada.
Teriakan syukur sontak menggema saat sesaji di air laut dan berjalan ditelan ombak. Beberapa nelayan bergegas menceburkan diri berebut mendapatkan isi sesaji. Sesekali mereka juga terlihat menyiramkan air yg dilewati sesaji keseluruhan badan Perahu ( palkapalan )
“Kami percaya air ini menjadi air pembersih mala petaka dan diberkati ketika melaut. Kata seorang nelayan, Hartono Suhayana.
Fandari sebagai Putra daerah sekaligus salah satu tokoh masyarakat Kertasada saat menghadiri dan menyaksikan acara pesta rakyat ini mengatakan bangga dan mengapresiasi atas kinerja kepala desa dan aparat Desa serta panitia atas terlaksananya Pesta rakyat ini. Pemerintahan Desa dan Pemkab harus lebih konsisten dalam mengangkat kearifan budaya lokal yang ada ditengah masyarakat. Salah satunya mengemas tradisi tersebut menjadi bagian dalam agenda destinasi wisata tradisi tahunan masyarakat Desa.
Fandari berharap acara tahun berikutnya Pemerintahan Desa Kertasada dan Pemerintah daerah kabupaten Sumenep menjalin kerjasama agar Pesta Rakyat ini lebih meriah lagi demi memberikan kepuasan yg lebih pada masyarakat.
Untuk masyarakat agar lebih bisa menjaga kebersihan Sungai ,pantai dan laut dgn tdk membuang sampah sembarangan apalagi kesungai dan pantai agar air sungai dan laut bersih hingga hasil petani garam bagus dan ikannya berlimpah. Sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat” ujarnya. (Har)