Blora.kabaroposisi.net._ dapat rapid tes yang digunakan adalah Wondfo dari pemerintah pusat. Kabupaten Blora menggunakan Wondfo.
perlu diketahui bahwa rapid test bisa menimbulkan hasil negatif ( palsu ) jika orang yang dites berada dalam periode jeda infeksi (window period infeksi), Pasalnya ketika masih belum bergejala (asimptomatik) atau masih dalam periode inkubasi, IgM atau IgG belum dapat dideteksi oleh rapid test.
Inilah alasannya ODP yang memiliki riwayat kontak harus menunggu dua minggu hingga gejalanya muncul sebelum dapat menjalani rapid test, Setelah masa inkubasi ini lewat, barulah pasien memasuki fase awal infeksi yang ditandai dengan hasil IgM yang positif dan IgG yang negatif.
Wawancara jubir penangganan covid-19 kabupaten Blora lilik Hernanto dengan awak media Kabaroposisi.net melalui Whatapps ini,”Sudah mas jumlahnya 90 buah rapidtest yang diterima pemkab blora bantuan dari pemerintah pusat ini diprioritaskan untuk pasien PDP ODP dan Petugas medis yang menangani covid.
Lilik Hernanto juru bicara penangganan virus Corona di kabupaten Blora, “Rapid tes hanya indikasi awal dari respons serologi darah terinfeksi virus. Rapid tes pos harus diulang tetap melalui PCR yg menpunyai sensitifitas tinggi,” ucapnya
“Rapid test tersebut disalurkan ke 30 di RSUD BLORA , 60 di DINKES untuk Rumah Sakit se Kab Blora selain RSUD Blora, 1 orang butuh 2 kali tes. Artinya total tes untuk 45 orang buat negara China,” terang Lilik Hernanto Plt Kadin Kesehatan Kabupaten Blora
Rapid tes untuk menguji antibodi SARS-CoV-2, Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM), yang terdapat pada sampel darah, Ketika sampel darah masuk, antibodi IgG dan/atau IgM yang terdapat dalam darah bereaksi dan menimbulkan warna pada rapid test. Metode ini disebut Uji Aliran Lateral (Lateral Flow Assay). (guntur)