KABAROPOSISI, Magetan – Penerapan New Normal di masa pandemic Covid-19 di Kabupaten Magetan, membuat antusias masyarakat menyambut era tatanan baru yakni hidup berdampingan dengan Corona Virus Desiase 2019 (Covid-19). Dengan demikian masyarakat dapat hidup secara normal, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Berbeda, dengan nasib para seniman yang ada di Kabupaten Magetan. Pasalnya, dampak pandemic Covid-19 sangat dirasakan oleh para seniman. Karena tidak dapat melakukan pertunjukan pentas seni. Sehingga sangat berdampak pada perekonomian para pekerja seni, bahkan sampai harus beralih profesi untuk menghidupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
“Selama tiga bulan ini, kami para seniman tidak ada job pertunjukan, karena dilarang oleh Pemerintah. Selama itu pula, kami harus pontang panting untuk mencukupi kebutuhan anak istri di rumah. Ada yang jualan cilok ada juga yang berjualan bekicot, semua itu hanya untuk menyambung hidup,” kata Putut Puji Agusseno, S.Sn. M.Sn., salah satu dalang muda asal Parang Kabupaten Magetan, Selasa (16/6/2020).
Selain itu, penerapan uji coba New Normal oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, dinilai tidak adil. Karena ketentuan New Normal hanya berlaku pada pelayanan public dan tempat tempat wisata saja. Yang mana hal tersebut dapat menciptakan kerumunan masa seperti halnya pertunjukkan pentas seni yang selama ini dilakukan para seniman untuk mencari penghasilan.
“Info yang beredar, tempat-tempat wisata bakal dibuka. Pelayanan public juga sudah mulai dibuka. Terus kapan kita bisa pentas lagi untuk mencari uang,” ungkapnya.
Putut menjelaskan, gabungan para senima sudah mengirmkan surat kepada ketua DPRD dan Komisi B DPRD Kabupaten Magetan, agar pertunjukan para seniman dapat berjalan di masa New Normal dengan menerapkan protokol kesehatan, tapi belum ada kejelasan.
“Kami juga sudah menyurati Polres Magetan, untuk memberikan ijin pementasan, namun belum ada tanggapan. Sebenarnya kami ngikut saja, apapun ketentuan dari Pemerintah, misalkan dengan penerapan protokol kesehatan kami pun juga siap. Yang penting kami bisa pentas lagi, dan mendapatkan penghasilan,” jelas Putut kepada Kabar Oposisi, (16/6).
Selain itu, mewakili pekerja seni dan para pendukungnya seperti pengusaha terop dan soundsytem yang ada di Kabupaten Magetan, pihaknya berharap kepada Pemkab Magetan untuk segera turun tangan mencari solusi agar nasib para seniman dapat bekerja kembali. “Tolong pikirkan nasib kami, agar dapat melakukan pertunjukan lagi. Sehingga kebutuhan keluarga kami dapat tercukupi,” tandas Putut Puji Agusseno. (Ren/pri)