Inilah Penjelasan Ketua LSM SUARA BANGSA Terkait Normalisasi Sungai Blibis

Kabaroposisi.net.|Banyuwangi – Ramai di publik tentang adanya kegiatan normalisasi pada sungai Blibis Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari. Tudingan miring atas kegiatan normalisasi tersebut ternyata karena terjadinya mis komunikasi dan salah faham saja. Sampai-sampai ada upaya penutupan akses oleh pemilik tambak “YT” sekitar lokasi sungai Blibis yang dinormalisasi.

Hal tersebut diketahui setelah awak media menemui beberapa warga/tokoh yang sepertinya para pekerja atau ada hubungan baik dengan “YT” pemilik tambak. Dari mereka awak media peroleh keterangan bahwa sebenarnya tidak masalah dengan normalisasi itu. Yang dikhawatirkan oleh pemilik tambak, menurut mereka takut tebing sungai ambrol dan serapan air untuk ke tambak kurang dan terjadi ngedrap disebutnya. Harapnya pengelola normalisasi sediakan bolder-bolder untuk penahan tebing dan arus sungai. Selain itu juga minta pengelola normalisasi tepati janji kompensasi pavingisaai.

Bacaan Lainnya

Untuk perimbangan informasi awak media konfirmasi Ketua Lsm Suara Bangsa bernama Suyoto Sholeh alias Mbah Yoto Rabu 01/07/2020. Dijelaskan oleh Mbah Yoto, bahwa inisiator dari kegiatan normalisasi pada sungai Blibis itu adalah murni oleh Lsm Suara Bangsa. Menurut pengakuannya untuk melakukan kegiatan normalisasi tersebut lembaganya bersurat ke instansi-instansi terkait. Dengan maksut agar semua instansi tahu kalau ada kegiatan tersebut dan bila ada sesuatu yang salah dalam pelaksanaan biar ada teguran.

“Saya tidak akan sembunyikan kegiatan normalisasi itu dari siapapun, karena niatan saya baik dan tidak mungkin saya merusak lingkungan saya sendiri. Ini hanya soal mis komunikasi mereka tidak faham betul apa maksut dan tujuan normalisasi ini dilakukan”, tegasnya.

Dari jawaban tersebut lanjut awak media kejar pertanyaan kepada Mbah Yoto untuk menjelaskan secara rinci apa maksut dari kegiatan normalisasi itu. Berikut merespon pertanyaan awak media, Mbah Yoto memaparkan.

“Begini mas tolong disimak baik-baik lo ya, yang pertama adalah normalisasi sungai karena sudah mengalami pendangkalan dan membahayakan warga juga lingkungan bila mengalami kenaikan debet air atau banjir akan meluap ke daratan sebelah utara sungai dan akan termasuk pagar tambak pun terdampak. Untuk itu dalam pelaksanaannya yang perlu dilakukan lebih dulu adalah, bagaimana aliran air dari arah barat dialihkan ke selatan dengan cara kita angkat material sisi selatan dipindahkan ke sisi utara untuk penangkisnya. Dan soal itu sudah saya bahas dengan pemilik lahan selatan sungai dan gak ada masalah. Kedua mengembalikan tebing-tebing sungai yang pernah dirusak oleh penambang-penambang ilegal. Bila tebing sebelah utara sudah bagus dan luas, maka nantinya akan kita buat RTH dan itu sudah kita programkan kita koordinasikan dengan Pemerintah Desa. Harapannya  kalau ada RTH nya untuk pemberdayaan masyarakat terutama warga RT 01 dan RT 02”, paparnya.

Berikut media tanyakan sisi manfaat yang lain dari dilakukannya normalisasi pada sungai Blibis tersebut.

“Di tepi pantai bisa dilihat banyak perahu-perahu nelayan yang ketika tidak kerja sandarnya di pantai, kasihan bila terjadi Rob maka perahu-perahu melayan itu dihantam ombak. Maksut saya kalau kedalaman sungai Blibis sudah memadahi setelah dibormalisasi, maka sungai Blibis bisa dijadikan tempat sandar perahu-perahu nelayan itu”, ungkapnya.

Karena awak media juga dapati adanya beberapa warga malakukan pengambilan material pasir secara manual di sungai Blibis dan pertanyakan hal tersebut. Mbah Yoto sepertinya faham arah pertanyaan awak media dan respon dengan mengatakan.

“Kasihan mereka mas, oleh karena itu karena normalisasi ini kita pakai alat berat, saya akan sarankan warga untuk tidak lagi masuk ke sungai ambil pasir. Nanti akan kita bantu pakai alat berat angkat pasir itu kita sediakan tempat sendiri untuk menampung pasir biar diayak, dijual, dinikamati sendiri hasilnya. Saya tidak ingin normalisasi ini merugikan warga cari nafkah, dan lingkungan”, responnya.

Masalah kompensasi Mbah Yoto tidak menampik dan akan memenuhi namun warga juga harus sabar karena dalam normalisasi juga butuh biaya oprasional yang tidak sedikit. Toh sebelumnya menurut Mbah Yoto, Lsm Suara Bangsa pernah buatkan Mushollah di lokalisasi Blibis. Ditambahkan bahwa pemilik tambak yang lain tidak masalah malah senang bila sungai Blibis dinormalisasi/diperdalam lagi. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *