KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Bertempat di sekitar area Swimming Pull Hotel Aston Banyuwangi berlangsung Live Gesah Bareng oleh Jtv Banyuwangi dengan tema “Bumbung Kosong Hanya Angan-Angan, Demokrat Buka-Bukaan Rekom” Kamis malam 20/8/2020.
Dihadirkan dalam acara tersebut Teguh Sumarno Tokoh selaku pengamat yang diketahui juga Ketua PGRI Jawa Timur, Michael Edy Hariyanto, SH Ketua DPC Demokrat Banyuwangi, Ficky Septalinda Selertaris DPC PDI-Perjuangan Banyuwangi. Mendukung hidupnya acara yang menyelipkan siesen dialog juga itu diantaranya beberapa Kader dari Partai Demokrat, Kader PDI-Perjuangan, beberapa dari perwakilan organisasi Mahasiswa, dan Ketua Umum Forum Rakyat Banyuwangi (Forby) Agus Tarmidi mantan Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (Askab) dieranya.
Acara Gesah Bareng yang dipandu oleh Samsul Host Jtv luar biasa lihai dalam umpan-umpan dialognya itu, berjalan seru dan menarik sekali. Banyak pernyataan-pernyataan narasumber yang kerap mengundang tepuk tangan audien. Ficky Septalinda menyatakan optimis sekali bumbung kosong bisa terjadi dengan alasan karena sampai saat ini hanya PDI-Perjuangan yang resmi mengumumkan dan siap mendaftarkan calonnya ke KPU. Untuk merespon pernyataan optimisme Ficky tentang terjadinya bumbung kosong, Host Samsul lempar pertanyaan kepada Michael Edy Hariyanto, SH.
Michael dengan santainya menanggapi pertanyaan Host mengatakan kalau bumbung kosong terjadi karena memang ada paslon yang benar-benar baik dan tidak ada yang melawan karena kebaikannya tidak masalah. Michael tidak mengatakan bumbung kosong itu tidak demokrasi, hanya tidak setuju kalau Pilkada di Banyuwangi terjadi bumbung kosong kalau karena reka-reka memperoleh rekom dari semua Partai, disebutnya itu mematikan sistem demokrasi.
Meyakinkan bahwa di Banyuwangi tidak akan terjadi bumbung kosong Michael minta kepada Jtv untuk menayangkan proses penyerahan rekom dari Ketum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) kepada Yusuf Widyatmoko di kantor DPP Partai Demokrat.
Teguh Sumarno dalam kutipan penyampaiannya lebih menyoroti pada persoalan bagaimana pimimpin Banyuwangi munculnya berproses dari kaderisasi. Teguh juga apresiasi acara yang digelar Jtv, membuktikan bahwa di Banyuwangi ada proses dalam menentukan pemimpin. Kaderisasi untuk menentukan calon pimpinan daerah logikanya harus dilihat dari karirnya ketika calon pemimpin itu di partai politik seperti apa, kaderisasi bagaimana demokrasinya, bagaimana pada tataran layak dan tidaknya. Pasalnya kata Teguh panjang proses untuk mencari suatu pemimpin di pemerintahan apalagi di Banyuwangi orangnya pinter-pinter. Prosesnya tentu tidak sembarangan dan tidak ujuk-ujuk “sak juku’e, sak krasane”.
Gesah bareng semakin seru ketika Host giring permasalahan pada masalah kenapa Yusuf Widyatmoko justru dapat rekom dari Partai Demokrat bukan dari PDI-Perjuangan. Bahkan Partai Demokrat dalam hal ini Michael pun dicecar pertanyakan kenapa harus memberikan rekom kepada Yusuf dari Partai lain bukan kader Partai sendiri, apa ada kontrak politik.
Berputar-putar disoal rekom tersebut Ficky sedikit naik tensi menanggapi materi yang dilempar oleh Host, Ficky menjelaskan bahwa pendaftaran bakal calon sangat terbuka di PDI-Perjuangan dan ada mekanismenya. Setelah melalui proses mekanisme partai dan DPP keluarkan rekom seharusnya sudah selesai dan loyal pada putusan Partai. Dikatakan pula bahwa Yusuf Widyatmoko dikatakannya sudah pernah mengatakan legowo menerima, ternyata bergerak sendiri. Sehingga Ficky sebut-sebut Yusuf bernafsu untuk jadi Bupati, diragukan loyalitasnya.
Sementara Michael memberikan tanggapan kenapa Partai Demokrat memberi rekom kepada Yusuf Widyatmoko dari Partai lain. Dikatakannya bahwa DPC Demokrat mengikuti petunjuk dan arahan Ketumnya (AHY) untuk menjaring calon Bupati Banyuwangi yang benar-benar memikirkan kesejahteraan rakyat. Lanjutnya setelah melalui proses dan mekanisme partai, jatuh pilihan yang tepat dan baik menurut Partai Demokrat adalah Yusuf Widyatmoko. Sehingga dimintakanlah rekom kepada DPP Partai Demokrat untuk Yusuf Widyatmoko sebagai calon Bupati dan Gus Riza sebagai Wakil Bupatinya. Michael juga menegaskan bahwa rekom jatuh kepada Yusuf tidak ada kontrak politik apapun, tidak ada syarat bagi Yusuf Widyatmoko untuk masuk jadi anggota Partai Demokrat. Yang penting sejalan dengan visi misi Partai Demokrat yaitu mensejahterakan rakyat Banyuwangi.
Pada siesen tanya jawab dan tanggapan dari audien cukup seru, mulai dari soal pendidikan politik, visi misi dsb. Yang menarik salah satunya adalah argumen dan pertanyaan dari Ketua Forum Rakyat Banyuwangi (Forby) Agus Tarmidi. Terkait bumbung kosong Agus Tarmidi sepakat dengan keinginan Michael untuk tidak terjadi di Banyuwangi. Karena menurut Agus Tar selain dari sisi demokrasi rakyat tidak diuntungkan. Pilkada dibiayai pakai uang rakyat, kalau ternyata dalam pemilihan dimenangkan oleh bumbung kosong maka akan dilakukan pemilihan ulang dengan biaya uang rakyat lagi.
Agus Tar juga apresiasi kepada Partai Demokrat demi Banyuwangi dan agar tidak terjadi bumbung kosong memberikan rekom meski bukan kepada Kader Partainya sendiri. Selain itu Agus Tar juga minta konsekwensi Partai Demokrat kalau calon yang diusungnya ternyata tidak menjalankan visi misinya dengan baik.
Di kesempatan berbeda Michael dikonfirmasi media soal Demokrat akan koalisi dengan Partai apa saja usung calon karena Demokrat hanya 6 kursi. Michael menjawab hal tersebut adalah tanggung jawab dan resiko yang harus ditanggung oleh Demokrat. Michael mengaku sudah melakukan loby-loby dengan semua Partai lain untuk koalisi dan mendukung paslon yang diusung Partai Demokrat. (r35).