KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Setiap hari Sabtu beberapa bulan sebelumnya, masyarakat Desa Singojuruh Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Ramai-ramai datang ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Singojuruh, lepas lelah hibur diri bersama keluarga nonton kegiatan olah seni budaya (tarian daerah) yang dipersembahkan oleh kelompok Sanggar Seni ” JIWA ETNIK BLAMBANGAN” pimpinan ADLIN MUSTIKA
Akhir-akhir ini kegiatan yang diberi nama sebutan “TABUHAN SOREN” bertajuk “NGERANDU SURUPE SERNGENGE” itu tak lagi beraktifitas yang kabarnya karena tidak ada support/dukungan penuh dari Pemerintah Desa. Fakumnya kegiatan “Tabuhan Soren” sempat jadi bahan obrolan masyarakat yang intinya pertanyakan kenapa mandeg.
Pantauan media kegiatan tersebut selana ini selain bisa menjadi hiburan rakyat, juga dimaksutkan untuk wadah menampung dan menumbuhkembangkan bakat seni putra-putri desa Singojuruh yang ternyata diketahui banyak bertalenta seni, juga jadi tempat kais rejeki warga sekitar berjualan jajanan tradisional.
ADLIN MUSTIKA selaku Pimpinan Sanggar Seni “JIWA ETNIK BLAMBANGAN” yang talenta dan karya seninya luar biasa itu. Dikonfirmasi soal apa kendala kegiatan “Tabuhan Soren” tersebut lama fakum, memberikan keterangannya.
“Kendala dari tabuhan Soren 1. Masih belum maksimal pengelolaan RTH, dan Semakin tingginya akan Covid 19 di Banyuwangi yang saat ini menjadi 700.an. Oleh karena itu pihak Pemdes masih belum bisa mengadakannya”, tuturnya Selasa 01/09/2020.
Awak media juga pertanyakan apa sisi manfaat dari kegiatan “Tabuhan Soren” dari sisi seni budaya, dijelaskan.
“Meningkatkan daya komunitas yang ada di Singojuruh serta memberikan dampak bagi UMKM. Akan memberikan dampak yang positif
Seperti berjalannya seni yang ada di Singojuruh
dan memberikan peluang bagi usaha-usaha kecil”, jelasnya.
Pasalnya ADLIN MUSTIKA berharap support dari Pemerintah Desa bagaimana kegiatan “Tabuhan Soren” itu berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan
Berikut ditambahkan oleh ADLIN jika kegiatan “Tabuhan Soren” diadakan, maka protokol kesehatan harus ketat dan disiplin. Untuk penerapan dan penegajan protokol kesehatan, ADLIN mengaku perlu ada keterlibatan Pemerintah Desa seperti misal keberadaan LINMAS (Hansip). Karena Team dari Crew seni kuwalahan bila tidak ada supoort dari Pemerintah Desa.
Pemerintah Desa Singojuruh dalam hal ini Sekdes Singojuruh Habiby dalam konfirmasinya terkait fakumnya kegiatan “Tabuhan Soren” mengatakan.
“Kami menunggu dari Kecamatan mas, solanya gini ya mas, saat massa berkumpul, jelas kami harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid, dan karena gugus tugas covid ini kan wewenang Kecamatan mas. Makanya itu mas, kami off kan dulu kegiatan yang membuat orang berkumpul”, responnya via WhatsApp.
Sehubungan disentil oleh Sekdes dengan kalimat “Kami menunggu dari Kecamatan”, awak media teruskan keluhan warga terkait fakumnya kegiatan “Tabuhan Soren” ke Camat Singojuruh.
“Nanti kita atur lagi mas, tak koordinasikan dengan pak Kadesnya”, respon Camat Singojuruh Trisetia Supriyanto, S.STP.,M.Si. (r35).