KABAROPOSISI.NET|Rantepao, – Bupati Toraja Utara yang juga Calon Bupati petahana di Pilkada 2020 yang diusung PDI Perjuangan, Dr. Kalatiku Paembonan menanggapi isu hoax ijazah palsu yang tengah menimpa dirinya dengan santai dan tenang.
Meski demikian ia harus angkat bicara terkait maraknya isu negatif yang dialamatkan kepadanya tersebut.
Tudingan kampanye hitam yang salah satunya kasus isu ijazah palsu telah beredar luas di media sosial baik itu di FB, grup WA serta lainnya.
Kalatiku Paembonan mengatakan itu hal yang biasa di dalam kontestasi politik.
Menurutnya, isu yang ada setiap lima tahunan dan hanya marak saat Pilkada berlangsung, lanjutnya, sebenarnya karena mereka tidak punya isu yang lain.
“Saya tidak korupsi dan juga saya tidak berurusan yang bagian selatan atau di bagian mana itu, jadi cari yang lain, ijazah itu. Mana mungkin orang masuk Universitas Hasanuddin (Unhas) tidak ada ijazah, mana mungkin bisa masuk Universitas Indonesia (UI), S2 di UI kemudian S3 di kalau tidak ada ijazah,” tegas Kala’ mengungkapkan.
Ketua Dewan Pertimbangan DPC PDI Perjuangan Toraja Utara itu juga mengatakan jika ia adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejati.
“Waktu jaman saya masuk PNS dulu itu screningnya luar biasa ketatnya didatangi itu sekolah dan saya lima kali jadi direktur di departemen dalam negeri, setiap direktur itu di screening dan terakhir waktu saya direktorat jenderal,” ungkapnya.
“Kita sudah siap hadapi, bayangkan tahun 2017 isu ijazah palsu ini mulai diangkat karena poinnya itu ada dua stambuk digunakan oleh dua orang, saya dengan ada orang yang sudah keluar di Takalar. Ketika itu saya kan pengen sekali jadi Akabri, pengen jadi Akabri, di suatu saat kami lagi minum-minum kopi di rumah om saya seorang guru di Takalar, dengan Kepala Sekolah lalu datang Akabri bilang begini: “Saya nanti penerangan di sebelah pak gampang masuk Akabri itu”. Dia bilang begitu, lalu saya ditanya ini kelas berapa dan saya bilang kelas tiga lalu ditanya dimana dan saya bilang di SMA Katolik Makassar, oh tidak didahulukan yang disini, lalu kepala sekolah bilang masuk disini saja. Itulah ceritanya saya masuk SMA di Takala, jadi supaya dapat ijazah saya pindah di situ,” ia menjelaskan.
Kalatiku menuturkan saat itu ia bertanya kenapa dirinya mengganti nomor stambuk orang yang sudah keluar.
“Lalu Kepala Sekolah itu bilang lho sedangkan orang jadi pegawai saja, tentara kalau meninggal atau pensiun diganti oleh anaknya ketika jaman-jaman kami itu apalagi di sekolah itu bisa. Itulah kecerdasan hebat juga orang yang menemukan itu yang bisa diangkat-angkat gitu itu saja, masuk S2 UI saja kalau tidak lengkap dari bawah itu tidak bisa, jadi sekolah itu bukan main-mainan,” tandas Kalatiku Paembonan.
“Andaikata ada yang masih mengangkatnya kita siap menghadapinya, karena memang mereka tidak memiliki mainan lagi,” pungkas Kalatiku Paembonan yang saat ini kembali maju jadi 01 berpasangan dengan dr. Etha. (red)