KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI –Beredar kabar tentang adanya kegiatan oleh sejumlah Kepala Sekolah SMP se Kabupaten Banyuwangi dibawah naungan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah). Lakukan kunjungan edukatif ke Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan tersebut sempat jadi kontroversi karena dilaksanakan pada masa pandemi Covid 19. Penasaran dengan hal tersebut awak media konfirmasi Ketua MKKS Supriyadi yang notaben selaku Kepala SMPN 1 Banyuwangi via WhatsApp nya Rabu 16/09/2020.
Awak media pertanyakan apa alasan, sisi manfaat dilaksanakannya kunjungan edukatif ke Lombok. Dan sejauh mana penerapan protokol kesehatan sehubungan kegiatan dilaksankan pada masa pandemi Covid 19. Merespon konfirmasi awak media Ka. MKKS Supriyadi memberikan keterangannya.
“Tujuannya adalah memperluas pengalaman Kepala Sekolah tidak hanya dari segi pengelolaan sekolah, tetapi juga ingin mendapatkan objek yang sifatnya sosial budaya. Maka dari itu destinasi yang dituju adalan Islamic Center, pusat Tenun, dll.”, jelasnya.
Ditambahkan oleh Supriyadi rombongan singgah di Gedung Guru bertemu dengan PGRI NTB.
“Kita juga singgah di Gedung Guru karena secara organisatoris PGRI NTB punya hubungan historis yang kuat. Di masa gempa, PGRI Kabupaten Banyuwangi pernah memberikan bantuan ke NTB untuk korban bencana Gempa. Di samping itu juga akses yang kita tuju adalah akses yang mudah, bukan daerah yang beresiko tinggi atau bukan daerah yang masuk kategori black list tujuan penerbangan”, urainya.
Terkait dengan kewaspadaan terhadap Covid 19, awak media pertanyakan sejauh mana penerapan protokol kesehatan kepada para Kepala Sekolah sebelum keberangkatan dan setinya di tempat tujuan. Ka. MKKS Supriyadi menyampaiakan,
“Yang jelas terkait waspada Covid 19, kita terapkan protokol kesehatan dengan ketat kepada para Kepala Sekolah yang ikut kegiatan ini. Kita lakukan rapid test dan cek kesehatan, harus patuhi aturan wajib masker sejak keberangkatan sampai di tempat tujuan, harus patuhi physical distancing, tidak mendatangi tempat-tempat di luar yang sudah kita tentukan tujuannya, hindari kerumunan meski sesama rombongan. Intinya kita pastikan aturan protokol kesehatan yang kita berlakukan wajib dilaksanakan”, paparnya.
Ketika ditanya keikutsertaan para Kepala Sekolah dalam kegiatan yang disebutnya kunjungan edukatif, Supriyadi mengatakan.
“Karena sifatnya mandiri maka keikutsertaan Kepala Sekolah diserahkan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah masing masing. Artinya tidak ada keharusan bagi Kepala Sekolah ikut dalam kegiatan ini, maka yang ikut tidak semuanya”, pungkasnya. (r35).