KABAROPOSISI.NET | BANYUWANGI – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis 8/10/2020.
Unjuk rasa dilakukan oleh PMII sehubungan diduga Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, tidak transparan dalam hal pengelolaan anggaran untuk penanganan Covid-19.
Sebagaimana dikofirmasi beberapa awak media, Koordinator Aksi Demo Ach. Faisal Hikam Hamdani menyampaikan, hasil kajian tidak ada rincian yang jelas penggunaan anggaran Covid 19 dari Pemerintah.
“Aksi ini terjadi karena hasil kajian kami terkait dengan dana Covid Rp 78 miliar, bahkan bertambah menjadi Rp 100,3 miliar sampai saat ini belum ada kabarnya,” ujar Ketua PC PMII Banyuwangi Selatan.
Tuntutannya Pemkab Banyuwangi yang terkait harusnya bisa menyampaikan rincian penggunaan anggarannya secara detail.
“Artinya transparansi disini dari sekian anggaran tersebut sudah dialokasikan kemana saja, sampai hari ini kami tidak menemukan. Bahkan banner-banner tentang anggaran itu pun tidak ada. Yang ada hanya banner-banner tentang festival dan banner tentang penghargaan,” jelasnya.
Peserta Unraa meminta agar Pemkab Banyuwangi transparan dalam mengelola anggaran percepatan penanganan Covid-19. Dan mengancam akan lakukan aksi lagi dengan jumlah perserta yang lebih banyak lagi bila tidak ada kejelasan. Selain itu, ada permintaan agar Pemkab lebih memaksimalkan Satgas di desa-desa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Serta meminta agar jangan memanfaatkan APBD untuk kepentingan politik praktis.
Disuarakan juga yaitu meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, lakukan pengawalan ketat terhadap uang rakyat dalam hal penggunaan anggaran penanganan Covid-19.
Peserta Unras berkeinginan menemui Bupati Banyuwangi untuk menyampaikan aspirasinya. Namun karena Bupati Banyuwangi tak bisa bertemu dengan peserta aksi, khirnya terjadi insiden saling dorong pagar. Bahkan ada beberapa peserta aksi yang nekad melompat untuk bisa masuk guna menemui Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas.
Untungnya petugas gabungan dari Kepolisian, TNI dan Satpol PP bisa meredam emosi massa dan aksi tersebut kembali kondusif. (r35/tim).