KABAROPOSISI.NET | BANYUWANGI – Pernyataan Seniman se Banyuwangi, kalau Ingin perubahan, Solusinya Memenangkan Paslon 01 Yusuf – Riza. Terlontar di sebuah acara “DISKUSI TERBUKA tentang EKSISTENSI SENIMAN dalam rangka MENJAGA MARWAH SENI BUDAYA BANYUWANGI”, angkat tema “DE-REGENERASI” Rabu 14/10/2020.
Maksut dan tujuan diselenggarakannya Forum Diskusi ini adalah untuk membangun kekuatan komunikatif para Seniman/Budayawan/Pekerja Pelaku Seni minimal satu pasal dalam Perda atau setara dengan kekuatan konstitusional hukum/kedaulatan yang mengakui eksistensi Seniman/Budayawan sebagai elemen masyarakat intelek. Tujuan adalah dengan dicapainya konklusi/hasil diskusi segera diajukan kepada DPRD untuk ditindak lanjuti.
Dalam diskusi terbuka yang dimoderatori seniman senior Gito SBa di Caffe La Java berlangsung serius. Ide-ide dan usulan yang pada prinsifnya mengerucut pada soal bagaimana seni budaya Banyuwangi punya tempat khusus. Karena katanya harus diakui bahwa uwahnya Banyuwangi di tingkat Nasional bahkan go Internasional karena seni budaya Banyuwangi. Ada yang dengan lantang mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, selama ini gunakan uang rakyat untuk ivent-ivent yang tidak punya nilai manfaat sama sekali untuk insan seni di Banyuwangi. Dan banyak hal lainnya, yang pada intinya tentang ketidakpuasan para pelaku seni terhadap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Singkat cerita dari keseluruhan muatan diskusi, sampailah kepada kesimpulan yaitu seniman Banyuwangi ke depan menginginkan ada Perda yang mengakui eksistensi seniman dan Budayawan sehingga bisa berkontribusi terhadap pembangun di Banyuwangi melalui bidang seni dan budaya. Untuk mencapai maksut itu maka solusinya adalah perubahan. Dan akhirnya karena semua sepakat menginginkan perubahan, saat itu juga seniman se Banyuwangi spontan deklarasikan dukungan untuk memenangkan Paslon Cabup Cawabup 01 Yusuf – Riza.
Semua uneg-uneg seniman se Banyuwangi itu disampaikan langsung kepada Michael Edy Hariyanto, SH salah satu Pimpinan DPRD Banyuwangi. Merespon aspirasi para seniman Banyuwangi tersebut, Michael Edy Hariyanto, SH dengan tegas mengatakan.
“Semua itu tergantung pemimpinnya, kalau pimpinnya tidak peduli tidak senang kesenian, maka sia-sia apa yang rekan-rekan seniman suarakan. Tapi jangan khawatir, saya akan tetap perjuangkan aspirasi dan keinginan rekan-rekan seniman Banyuwangi, siapapun yang jadi Bupatinya nanti”, responnya disambut tepuk tangan apresiasi.
Dikonfirmasi berbeda salah satu perwakilan seniman yang juga pencipta lagu bernama Koming, kepada media menyampaikan.
“Kami ingin perubahan tentunya, yang mana selama 10 tahun ini pagelaran-pagelaran seni yang ada di Banyuwangi yang menyerap anggaran daerah begitu banyak tidak tepat sasaran. Bisa jadi seperti Jaz Festival mungkin akan lebih baik jika diganti dengan seni-seni tradisional seperti janger 7 hari 7 malam kan bisa dinikmati pelaku seni Banyuwangi. Satu lagi Gandrung Sewu yang sedmikian dahsyatnya tapi tidak berimbas pada sejatinya Gandrung. Sejatinya Gandrung tidak hanya bisa tari saja tapi juga harus bisa nyinden. Maka Pemerintah dalam hal ini harus bisa membuat sanggar-sanggar atau gedung seni untuk regenerasi Gandrung dan seni-seni asli Banyuwangi. Harapannya Pemerintah ke depan dalam hal ini menelorkan Perda untuk kesejahteraan seniman tentunya. Terkait dengan royaltie-royaltie musik yang bisa dikumpulkan secara lokal di Banyuwangi”, ungkapnya.
Ketika ditanya apa alasan para seniman memberikan dukungan dan bertekad memenangkan Yusuf – Riza, Koming kembali menyampaikan.
“Karena kami itu rindu memiliki sosok Bupati seperti Pak Samsul almarhum, nah dari kedua Paslon ini yang mendekati itu hanya Mas Yusuf dan Gus Riza yang mau berdialogh bareng sama seniman. Tidak hanya sekedar mengundang lalu memaparkan keberhasilan-kenerhasilannya. Tapi kami betul-betul butuh pemimpin yang mengayomi seniman”, jawabnya.
Diakhir konfirmasinya, Koming mengajak warga Banyuwangi khususnya para seniman,
“Kalau ingin berubah khususnya untuk seniman mari kita dukung bareng-bareng kosong satu (01)”, ajaknya. (r35).