“Orasi politik yang sudah bersifat sangat teknis, tentang taktik agitasi untuk menyerang lawan politik”.
KABAROPOSISI.NET|Tasikmalaya, – Mantan Wakalemdiklat Polri Irjen. Pol. (Purn.) Anton Charliyan menanggapi beredarnya video dedengkot Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Dalam video itu, terdengar Rizieq menyampaikan arahan dan perintah kepada hadirin untuk menyerang orang-orang yang tidak sepaham dengan dirinya di Medsos.
Anton menegaskan, jika pengarahan yang disampaikan Rizieq di video itu benar adanya, sangat jelas bahwa itu bukanlah dakwah atau syiar Islam.
“Yang disampaikan (Rizieq) itu lebih merupakan orasi politik yang sudah bersifat sangat teknis, tentang taktik agitasi untuk menyerang lawan politik,” ujar Anton.
Anton mempertanyakan, jika ceramah itu disebut syiar Agama, agama mana di dunia ini yang menghalalkan fitnah, atau mengorek-ngorek kesalahan lawan, lalu mengeksposnya berulang-ulang.
“Agama mana juga yang menghinakan lawan dan merendahkanya, dengan tidak boleh mengangkat jasa-jasa yang dianggap lawan, bahkan gelarnyapun harus dihapus? Agama mana juga yang menganjurkan riya dan sombong, dengan mewajibkan untuk mengangkat sekecil apapun jasa dan kebaikan-kebaikan diri dan kelompoknya untuk disiarkan dimedia? Tidak ada agama yan seperti itu, apalagi Islam!” tegas Anton.
Mantan Kapolda Jabar itu melanjutkan, dengan adanya dikotomi sebutan ‘kawan’ dan ‘lawan’ saja sebetulnya sudah masuk ke ranah politik, bukan syiar agama lagi.
Adapun syiar atau dakwah agama itu ada sunah, adab dan etikanya, sesuai dengan yang diamanatkan Rasulullah SAW. Adab atau etikanya itu, ungkap Anton, antara lain harus lemah lembut dan tidak bersifat agitasi menyerang.
Selain itu, syiar agama Islam haruslah rahman dan rahim, tidak boleh ada kebencian kepada siapapun.
“Karena sesama Muslim semua adalah saudara, satu umat, tidak ada istilah kawan dan lawan, apalagi situasi saat ini dalam keadaan damai dan tidak dalam keadaan perang. Jangankan sesama Muslim, diluar muslim pun tak ada yang harus dijadikan lawan,” ujar Anton.
Anton juga meyakini, dalam dakwah agama tidak boleh berkata-kata kasar, apalagi sampai menghina.
“Saya yakin para Ulama dan ahli agama bisa memberi masukan tentang metode dakwah Rizieq Shihab sebagaimana yang terekam dalam video itu lebih lengkap dan akurat,” jelasnya.
Anton menegaskan, jika model dan metode ceramah nya seperti itu, dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan Rizieq itu bukanlah dakwah Agama, tapi merupakan orasi Politik yang bertujuan agitasi guna menjatuhkan lawan-lawan politiknya.
“Jika demikian sudah jelas dan pasti ada kelompok-kelompok kuat dibelakangnya, serta aktor intelektual yang menyetir dan membiayainya, untuk tujuan politik dengan berkedok agama dan menjual Agama,” tegas Anton.
Mantan Kadiv Humas Polri itu mengungkapkan, apa yang dilakukan Rizieq sangat mirip dengan gerakan-gerakan politik yang pernah dilakukan organisasi gerakan radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia, Jemaah Islamiyah dan Ikhwanul Muslimin yang telah meruntuhkan dan menghancurkan Negara-negara Islam di Timur Tengah, seperti Suriah, Afganistan, Irak, Libya, Mesir dan lainnya.
“Untuk itu seluruh umat Islam di Indonesia hendaknya waspada dan hati-hati terhadap gerakan tersebut. Dan seluruh Ulama, Kyai, Ustad, ahli agama, semuanya serentak mengingatkan para umatnya, para ikhwannya serta seluruh masyarakat Indonesia agar jangan terjebak dan terprovokasi oleh gerakan politik yang mengatas namakan agama, yang berkedok agama, tapi sesungguhnya merupakan sebuah gerakan politik yang ingin menghancurkan Negara, seperti yang kerap dilakukkan Rizieq Shihab dan antek-anteknya selama ini,” pungkas Anton Charliyan. (tim)