Dalih mantan Wali Kota Padang bahwa kewajiban anak sekolah pakai jilbab itu agar tidak jadi mangsa ‘serigala’, tak bisa diterima akal sehat.
KABAROPOSISI.NET|Jakarta, – Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menanggapi pernyataan mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar bahwa aturan pemakaian jilbab bagi siswi di Padang agar melindungi siswi dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Deddy pun mengutip pernyataan salah satu siswi non Muslim di SMKN 2 Padang, yang dipaksa memakai jilbab di akun Facebooknya, baru-baru ini.
“Kalau diperbolehkan, saya rindu sekali melepas hijab” demikian pernyataan siswi tersebut.
“Jeritan anak bangsa yg mengalami perlakuan diskriminatif, pemaksaan keseragaman sejak SD hingga SMK!,” tegas Deddy, menanggapi curahan hati siswi tersebut.
Deddy melanjutkan, dalih mantan Wali Kota Padang bahwa kewajiban anak sekolah pakai jilbab itu agar tidak jadi mangsa ‘serigala’, tak bisa diterima akal sehat.
“Mantan Wali Kota mengatakan itu untuk melindungi siswi dari demam berdarah. Ngaku saja kalau otak kalian itu memang tidak bisa menerima keberagaman!” tegas Deddy.
Deddy menyatakan, saat ini banyak orang ‘mabuk’ yang suka memaksakan kehendak. Mereka berpandangan, seolah-olah Indonesia dahulu lebih buruk dari sekarang.
“Dulu negeri ini aman dan damai, selama jaman pemerintahan ‘kebo gendut’ terjadi pembiaran dan pembiakan orang-orang intoleran di negeri ini!” tegas Deddy, tanpa memberi penjelasan spesifik tentang yang dimaksud ‘kebo gendut’ itu.
Seperti diketahui, pemaksaan terhadap seorang siswi non muslim untuk memakai jilbab di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat mengguncang jagad media sosial.
Kejadian itu pertama kali diunggah pemilik akun Facebook Elianu Hia pada Kamis (21/1). Elianu, yang merupakan orang tua sang siswi, mengunggah video siaran langsung saat dirinya dipanggil pihak sekolah lantaran anaknya tak mau memakai jilbab. Elianu juga mengunggah surat pernyataan yang disodorkan pihak sekolah, terkait penolakan putri Elianu untuk memakai jilbab.
Kepala SMK Negeri 2 Padang Rusmadi sendiri mengungkap ada 46 siswi nonmuslim yang berada di sekolah tersebut, yang mengenakan hijab dalam aktivitas sehari-hari kecuali putri Elianu. (red)