KABAROPOSISI.NET|Blora, – Untuk ketiga kalinya Sentani Bersama Kelompok tani dan petani bersama Pemerhati pertanian mengadakan audensi terkait, HET, Kartu Tani, RDKK (Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok) tani. Hadir dalam audensi tersebut forkompincam Tunjungan, Camat, Koramil, Polsek, Kepala Penyuluhan Pertanian kecamatan Tunjungan, petani, kelompok tani dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang digelar di Pendopo kecamatan, hari Kamis 4/03/2021.
Audensi ini dibuka camat Tunjungan Dwi Bambang Priyono menyampaikan ada tiga hal yang di tanyakan para Petani, Kelompok Tani wilayah Tunjungan pertama Harga Eceran Tertinggi, Transparan RDKK dan Kartu Tani yang menjadi polemik pertanian.
Sumaryono Koordinator Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan wilayah Kecamatan Tunjungan, “Rencana Difinitif Kebutuhan Pupuk Bersubsidi ini diusulkan dari petani lewat kelompok tani yang di ajukan lewat Petugas Penyuluh Lapangan PPL apa saja syarat KTP, KK dan SPPT bentuk kepemilikan luas lahan dan jumlah lahan yang di berikan pupuk bersubsidi luasan paling banyak 2 Ha saja lebih tidak dapat.
“Permasalahan RDKK ini juga tergantung para petani sendiri masih ada petani yang kurang paham apa pupuk bersubsidi karena tidak masuk di kelompok tani manapun, ada permasalahan selain itu ada 2 jenis kelompok tani pertama kelompok tani yang aktif bagi kelompok tani yang aktif lebih mudah, untuk jenis kelompok tani tidak aktif atau malas ini lah jadi beban karena jika mendapatkan informasi tidak pernah diadakan rembug di kelompok tani akhir tertinggal ini kendala besar di wilayah sini,” ungkapnya Sumaryono.
Lebih lanjut Sumaryono untuk kartu tani tahun ini ada tambahan 1000 lebih ini juga ajuan dari 2020 ke 2021 ini juga harus di sikap karena BRI juga mengajukan tergantung RDKKnya,” ucapnya
Dari BRI yang diwakili petugas bernama Asia yang menjabat mantri ini menyampaikan data dan bahan kartu diterima dari cabang yang kemudian diproses di unit, mengerjakan kartun tani ini dilakukan setelah pelayanan umum selesai ada waktu tiga jam sampai 8 malam untuk mengerjakan kartu tani, ” ucapnya.
Lebih lanjut Asia untuk mengerjakan kartu tani membutuhkan waktu kurang lebih 1 ini juga tergantung data bisa kurang dari satu jam bahkan lebih, ditanya soal ada petugas tersendiri mengerjakan kartu tani memang tidak ada , sebenarnya untuk lebih jelas nanya ke petugasnya saya hanya mewakili , ” jelasnya.
Permasalah HET dan distribusi Pupuk Bersubsidi tidak ada satupun Pengecer yang bisa memberikan penjelasan kepada petani dan kelompok ataupun kepada KP3 disebabkan tidak ada satupun dari Pengecer yang hadir dalam audensi tersebut sangat disayangkan.
Syamsul petani Desa keser sangat menyayangkan ketidak hadiran para pengecer ini membuat kami para petani semakin bertanya tanya, apakah benar para Pengecer ditunjungan patuh pada regulasi untuk tidak menjual diatas HET tanpa inthil2,” ungkapnya.
Exi Agus Wijaya Koordinator Sedulur relawan tani (Sentani) mengatakan pendopo kecamatan ini mari kita biasa menjadi ruang publik untuk mendiskusikan hal hal atau masalah publik seperti pupuk ini masalah publik yang di diskusikan ruang publik, ” sangat disayangkan diskusi tidak di hadir satupun dari Pengecer bagaimana bisa kami informasi yang diterima petani maupun kelompok tani diwilayah kecamatan Tunjungan karena tidak ada informasi terkait HET maupun distribusi pupuk ,” tandasnya (GaS)