Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Sebagaimana dikabarkan sebelumnya akan kedatangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Tito Karnavian ke Banyuwangi Jawa Timur. Yang salah satu agendanya adalah kunjungi Kantor Desa Sukojati Kecamatan Blimbingsari.
Dan Hari ini Jumat 4/6/2021 benar adanya Mendagri M. Tito Karnavian beserta rombongan sekira pukul 10:00 Wib tiba di Kantor Desa Sukojati. Kunjungan Mendagri ke Kantor Desa Sukojati didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dan mantan Bupati Banyuwangi H. Andullah Azwar Anas.
Di Kantor Desa Sukojati Mendagri M. Tito Karnavian disambut oleh para pejabat Pemkab Banyuwangi, Kepala Desa dan jajarannya. Setelahnya Mendagri langsung tinjau tiap-tiap ruangan pelayanan yang ada di Kantor Pemerintahan Desa Sukojati. Dan sebagai pemandu memberikan keterangan tentang denah dan fungsi tiap ruangan pelayanan adalah Sekdes Sukojati Wawan Ihwanto, S.Pdi. Sementara Bupati, Camat, Kepala Desa dan pejabat terkait yang lain mendampingi.
Usai tinjau ruang pelayanan Kantor Desa Sukojati, Mendagri menyampaikan pres rilise kepada awak media. Diawali dengan menyampaikan bahwa kehadirannya bersama Ketua Umum Tim Penggerak PKK ke Banyuwangi untuk menjawab rasa penasaran. Karena pada saat Banyuwangi dibawah kepemimpinan H. Abdullah Azwar Anas. Dalam lomba-lomba tingkat Pusat, Banyuwangi selalu mendapat penghargaan. Dijelaskan dalam lomba di pusat tidak ada intervensi sama sekali, penilaian lomba sepenuhnya dipercayakan kepada Tim Penilai dan secara obyektif.
Mendagri M. Tito Karnavian sekilas ceritakan suasana saat tiba di Bandara Blimbingsari. Dikatakannya baru datang di Bandara Blimbingsari sudah impresif sangat terkesan. Begitu lihat Bandara saja langsung melihat taste-nya Bandara Blimbingsari tinggi. Desinenya minimal, ada kayu-kayunya, dan yang lebih menarik ada tanaman-tanaman hijaunya. Pasalnya Mendagri Tito Karnavian terkesima akan kenyamanan suasana Bandara Blimbingsari dengan konsepnya mempertahankan iklim yang natural dan punya daya tarik ekonomi.
Tentang Smart Kampung Mendageri M. Tito Karnavian setelah melihat desine lingkungan kantor Desa Sukojati mengatakan.
“Saya jujur melihat Smart Kampung ini selain melihatĀ desine lingkungan kantor Desanya untuk Kepala Desa. Menurut saya ukurannya untuk tingkat Desa ini sangat bagus, pendoponya saja sangat canggih dan luar biasa. Artinya Dana Desa yang dikucurkan oleh Bapak Presiden ini tidak sia-sia 70 trilyun paling tidak di sini kita melihat contoh yang baik”, cetusnya.
Mendageri mengaku kaget mengetahui sistemnya yang digunakan dalam pelayanan oleh Pemerintah Desa Sukojati. Kemudian membandingkan dengan apa yang diketahui di Kemendagri. Di Kemendagri ada anjungan Dukcapil Mandiri khusus untuk masalah Kedukcapilan saja. Tapi di Kantor Desa Sukojati disebutnya lebih komplit lagi karena bukan hanya masalah Kependudukan Catatan Sipil, tapi juga ada masalah IMB ada sekitar 22 fitur lebih. Sehingga bisa cepat untuk memberikan pelayanan publik tanpa memotong banyak birokrasi.
Masih soal pelayanan di Pemerintahan Desa Sukojati, Mendageri katakan ada desine yang lebih menarikĀ yaitu SDM, karena mengubah SDM tidak gampang. Jelasnya, kalau mengubah bangunan sebentar tidak sampai berapa bulan bisa, mengubah sintem mungkin bagi yang pinter-pinter bisa. Tapi mengubah SDM seseorang sampai bisa mengawaki sistem itu berat, karena membutuhkan pelatihan, dan kemauan.
Sedikit mengundang tawa hadirin ketika Kepala Desa Sukojati bisa tanda tangan elektric pakai hand phone. Mendagri M. Tito Karnavian dengan jujur mengaku tidak bisa dan tidak pernah tanda tangan elektrik lewat Hp. Yang kemudian dari apa yang ditemui terkait model pelayanan Smart Kampung di Kantor Desa Sukojati, Mendagri kembali menegaskan.
“Jadi kedatangan saya ke sini lebih kepada bukan untuk memberikan arahan briefing, bukan. Saya ingin belajar dari Banyuwangi. Yang namanya Mendagri kan pembina pengawas, selain kita bisa memberi informasi kita juga bisa mengambil pelajaran dari yang lain”, ungkapnya.
Di bagian akhir Mendagri berharap tentang penataan Bandara dan Pelayanan Publik Smart Kampung yang ada di Banyuwangi bisa ditiru oleh daerah-daerah yang lain. (r35).