Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Bertempat di Aula terbuka Agro Wisata Alam Indah Lestari (AIL) Desa Karangbendo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Jumat 13/8/2021 beberapa Kiyai dan Tokoh Agama menyatakan bergabung ke Partai Demokrat.
Hal yang sama sebelumnya pernyataan bergabung ke Partai Demokrat oleh beberapa Kiyai dan Tokoh Agama terjadi di Pondok Pesantren Ibnu Sina Jalen-Setail-Genteng. Hanya selang beberapa hari saja, sudah ada lagi beberapa Kiyai dan Tokoh Agama menyatakan bergabung ke Partai Demokrat. Diketahui sebelumnya sudah ada 10 Kiyai di Banyuwangi yang bergabung ke Partai Demokrat. Kali ini informasi tertangkap awak media sudah sekira sebanyak 40 Kiyai dan Tokoh Agama menyatakan bergabung ke Partai Demokrat.
“Kami juga harus tetap patuh pada PPKM dan ketat soal protokol kesehatan. Oleh karena itu kami pilih AIL selain luas dan kami pun juga batasi kapasitas kehadiran agar tidak terjadi klaster penyebaran covid-19 di acara kami”, tutur Julisetyo sebelum acara dimulai.
Karena yang hadir dari kalangan Kiyai dan Tokoh Agama, maka KH. Maskur Ali selaku Dewan Pertimbangan. Berkesempatan memberikan pemahaman dan pemantapan kepada calon Kader Partai Demokrat dari kalangan Kiyai dan Tokoh Agama itu. Seperti biasanya KH. Maskur Ali menyampaikan alasan dirinya dan 10 Kiyai yang sudah lebih dulu bergabung ke Partai Demokrat.
“Mungkin banyak pertanyaan kenapa saya dan para Kiyai yang lain kok ujuk-ujuk masuk Demokrat. Saya dan para Kiyai yang lain, tidak sim salabim masuk Partai Demokrat. Karena budaya warga NU harus melalui musyawarah dan istiharoh. Dan ternyata Partai Demokrat visi misi atau platformnya ada kesamaan dengan jamiyah Nahdatul Ulama. Dalam AD/ART nya jelas garis politiknya adalah Nasionalis Relegius. Di NU garis releginya sudah jelas, dan garis Nasionalisnya juga jelas dengan slogan Hubbul Waton Minal Iman yaitu cinta tanah air adalah sebagian daripada iman “, ungkapnya.
Dipertegas lagi dengan diceritakannya bahwa banyak tokoh keluarga besar NU yang menjadi elit politik di Partai-Partai yang ada di Indonesia. Pasalanya menurut KH. Maskur Ali sesuai dengan jargon “NU ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana”. Maka tidak ada keraguan bagi dirinya bersama para Kiyai yang lain bergabung ke Partai Demokrat. Terlebih di Partai Demokrat Kader dan simpatisannya 90 % adalah warga NU.
Untuk pemantapannya KH. Maskur Ali sampaikan jargon Partai Demokrat yaitu “Demokrat Koalisi Dengan Rakyat”. Tidak koalisi dengan Pemerintah dan tidak pula koalisi dengan kekuasaan yang menurut KH. Maskur Ali sejalan dengan NU yang keberpihakannya kepada kejujuran dan keadilan bukan kepasa kekuatan dan kekuasaan.
Dan lebih meyakinkan lagi adalah wujud kepedulian Demokrat pada keberlangsungan kehidupan Pesantren, dengan programnya “menggerakkan ekonomi Pesantren”. Dan beberapa Pesantren di Banyuwangi yang sebentar lagi akan segera dinikmati program tersebut. Pasalnya menurut KH. Maskur Ali Partai Demokrat tidak diragukan lagi kiprah politiknya benar-benar untuk kepentingan masyarakat.
Sementara Michael Edy Hariyanto, SH selaku Ketua DPC Partai Demokrat, dalam sambutan penghormatannya. Atas nama keluarga besar Demokrat. Mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas bergabungnya para Kiyai dan Tokoh Agama di Banyuwangi ke Partai Demokrat. Mengingat masih masa pandemi, Michael mengajak dan menghimbau agar tetap menjaga kesehatan serta mematuhi protokol kesehatan.
Michael meminta kepada yang hadir bila ada tetangga atau keluarganya yang sakit dan terindikasi bergejala Covid-19. Untuk segera dikoordinasikan dengan Kader/Pengurus Demokrat wilayah masing-masing, agar dapat penanganan secara dini apakah dikonsultasikan ke Petugas Kesehatan setempat atau jalani isolasi mandiri Partai Demokrat akan memberikan bantuan vitamin dan pengobatan-pengobatan.
Lanjut pada kesempatan itu Michael sedikit memberikan pendidikan politik kepada Kader Partainya yang baru bergabung. Diawali dengan mengatakan bahwa Partai Politik sebenarnya hanya sebagai alat bagaimana bisa membuat rakyat lebih sejahtera. Ditegaskan pula bahwa semua Partai yang ada di Indonesia itu baik.
“Semua Partai di Indonesia ini baik, tujuannya untuk mensejahterakan rakyat. Tapi kenapa masih banyak rakyat yang tidak suka dan tidak percaya kepada orang-orang Politik. Itu bukan karena Partainya yang tidak baik, melainkan oknum-oknum orangnya yang di Partai itu yang tidak baik. Tidak menjadikan Partai Politik sebagai alat mensejahterakan rakyat, melainkan hanya untuk alat kepentingan saja”, lontar Michael.
Berikut Michael menekankan dan mengajak kepada Kader yang baru bergabung, agar diniati ibadah bersama Demokrat berjuang untuk kepentingan rakyat. Karena kata Michael, yang diinginkan rakyat hanya bagaimana bisa hidup sejahtera. Sedikit disinggung tentang masyarakat Banyuwangi, disebutnya tidak adil bila masih banyak masyarakat yang hidupnya susah, rumahnya tidak layak huni, menyekolahkan anak susah ditengah-tengah Banyuwangi yang kaya sumber daya alamnya.
Diakhir penyampaiannya Michael sekali lagi menegaskan, kalau ingin melakukan perubahan dan ingin berbuat demi kepentingan rakyat, untuk tidak ada keraguan bergabung di Partai Demokrat. Tandasnya, “Demokrat adalah milik rakyat dan Demokrat berkoalisi dengan rakyat, tentu segala daya upaya perjuangan politiknya yang dilakukan semata-mata demi kepentingan rakyat”. (r35).