KABAROPOSISI.NET|Kediri, – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak pemerintah memperhatikan sungguh sungguh nasib peternak ayam petelur. Harga telur ayam terjun bebas di bawah Rp14.000/kg di level peternak.sabtu 25/09/21
“Sungguh memprihatinkan. Telur ayam di kandang peternak hanya Dihargai Rp14 ribu, harga normal Rp19, 21 ribu per kg,” ujar Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro di kediri
Selain terhantam harga jual telur yang rendah, peternak juga menghadapi harga jagung pakan yang relatif tinggi.
Harga jagung pakan eceran di wilayah Kediri dan Blitar sempat menyentuh Rp6000/kg. Jauh di atas standar harga yang ditetapkan pemerintah di Rp 4500/kg. PSI menyesalkan koordinasi yang kurang rapih antara Mentan dan Mendag terkait stok jagung dan harga telur ayam.
“Peternak terhantam dua kali. Harga telur yang rendah dan harga pakan yang relatif tinggi. Ini tidak bisa dibiarkan berkepanjangan. Presiden harus segera memerintahkan Mentan dan Mendag untuk koordinasi. Harus ada program jangka ekstra pendek yang konkret untuk peternak,” jelas Kokok.
Kokok menegaskan salah satu provinsi yang harus mendapat perhatian khusus terkait peternak ayam petelur adalah Jawa Timur (Jatim). Provinsi Jatim menghasilkan 1,6 juta ton lebih telur ayam pada 2019. Jumlah tersebut adalah 34,4 persen produksi telur nasional. Telur ayam adalah salah satu asupan protein untuk rakyat dengan harga terjangkau. Juga menjadi komoditas yang memberi manfaat ekonomi untuk warung makan, pedagang kue, warung mi instan, dan banyak lagi. Dampak pengganda komoditas telur ayam terhadap perekonomian cukup signifikan.
“Jika tidak ada perhatian khusus, akan terjadi banyak peternak gulung tikar. Tentu ini akan memperberat ekonomi mereka terlebih di masa pandemi,” tandasnya.
Pemerintah harus mampu menciptakan kondisi yang sama menguntungkannya di antara petani jagung dan peternak ayam petelur. “Jangan dibiarkan seperti ini. Setidaknya harus ada upaya berbagi margin antara petani dan peternak agar sama-sama untung. Jangan pula kondisi kasuistis ini dijadikan alasan untuk impor jagung. Nanti bisa peternak dan petani jagung rugi, mafia impor yang untung besar,” ujarnya.
Yang perlu dilakukan adalah pemerintah adalah memastikan harga acuan jagung dan harga acuan telur ayam agar masing-masing memperoleh keuntungan. Perlu juga deviasi penurunan harga telur maupun jagung tidak terlalu tajam.
Dalam kesempatan yang sama, Kokok menjelaskan bahwa PSI melakukan fundrising jangka pendek untuk membeli ratusan kg telur ayam dari peternak dengan harga Rp20 ribu/kg. Telur tersebut akan didistribusikan untuk masyarakat yang membutuhkan, panti asuhan dan yayasan pendidikan.
“Tak banyak yang bisa kami berikan. Semoga bermanfaat untuk peternak yang kami datangi. Kami berharap agar ada kebijakan yang jelas sehingga yang mendapatkan manfaat adalah seluruh peternak ayam petelur,” jelas Kokok. (uli)