Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Hari ini Kamis 9/11/2021 aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm), Aktivis dan media, tumpah ruah di depan Kantor Pemkab Banyuwangi Jawa Timur. Mereka kompak hadir dan bergerak bersama menyampaikan seruan-seruan Anti dan Stop Korupsi dalam rangka memperingati “Hari Anti Korupsi” se dunia.
Tak pelak karenanya tim pengamanan dari jajaran Polresta juga Pol PP Banyuwangi disiagakan. Sekira pukul 10:00 Wib rombongan konvoi Aliansi Pegiat Anti Korupsi bergerak dari tempat titik kumpulnya di Kantor DPRD Banyuwangi menuju kantor Pemkab Banyuwangi dengan kawalan ketat aparat. Yel-yel teriakan pemberantasan dan stop budaya korupsi terus berkumandang di sepanjang jalan menuju Kantor Pemkab Banyuwangi.
Aksi dalam rangka “Hari Anti Korupsi” se dunia yang dikoordinatori oleh Eko Wijiono Ketua Lsm GAIB dan didukung para pentolan Lsm dan insan media se Kabupaten Banyuwangi. Membuat pernyataan sikap yang selanjutnya disebut sebagai Pernyataan Sikap Aliansi Pegiat Anti Korupsi Banyuwangi.
Ada 9 pernyataan sikap yang disampaikannya, namu ada dua poin yang cukup menarik untuk jadi perhatian publik juga penegak hukum. Dua poin penting tersebut adalah pada poin 6 yaitu : ” Mendukung langkah Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK) untuk menerapkan hukuman mati bagi koruptor yang merugikan keuangan negara yang dukup besar agar bisa menciptakan efek jera terhadap pelaku korupsi di Indonesia “. Dipertegas lagi dengan pernyataan sikap pada poin 7 yaitu : ” Mendesak kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia agar tidak memberikan keringanan hukuman bagi semua pelaku korupsi di Indonesia “.
Diawali dengan ritual doa bersama dan pemotongan Tumpeng oleh Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu didampingi para tokoh Lsm diserahkan kepada salah satu tokoh Lsm H. Eko Sukartono. Sekilas Kapolresta berkenan menyampaikan sepatah dua patah kata di tengah-tengah Aksi. Yang mana Kapolresta mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang berlangsung dengan damai, dan berharap semoga apa yang dilakukan oleh para pegiat Anti Korupsi Banyuwangi membawa manfaat untuk semuanya.
Setelahnya dikomando Kapolresta dengan hitungan satu, dua, tiga pegiat Anti Korupsi secara bersama-sama lontarkan yel-yel “Lawan Korupsi 3 x”. Sebagai simbol perlawanan terhadap korupsi beberapa pegiat mengenakan sarung tangan warna putih bertuliskan ” Stop Korupsi “, yang kemudian secara bersama-sama pula lakukan gerakan tangan simbol “Stop”.
Selanjutnya secara bergantian para perwakilan Lsm se Banyuwangi menyampaikan orasinya dengan gaya dan intonasi yang berbeda-beda, namun intinya satu tujuan yaitu ajakan untuk melawan korupsi. Ada yang singgung soal korupsi penyebab tidak tuntasnya pengentasan kemiskinan, ada yang singgung Banyuwangi sangat kaya tapi kenapa masih banyak masyarakat yang miskin, ada yang singgung soal prilaku korupsi tidak Pancasilais, ada yang meminta penanganan korupsi dikembalikan kewenangannya kepada Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan.
Yang sedikit menyita perhatian adalah apa yang disampaikan oleh Eko Wijiono Koordinator Aksi Pegiat Anti Korupsi dalam orasinya. Di sela orasinya terkutip ungkapan bahwa sebagai konsekwensi dari wujud perlawanan terhadap korupsi di Banyuwangi. Sembari menunjukkan map berwarna coklat mengatakan, “ingin tahu bukti…ini buktinya ada beberapa kasus dugaan korupsi yang akan segera kami laporkan ke Polresta dan Kejaksaan Negeri Banyuwangi”.
Aksi menyampaikan pendapat di muka umum oleh Pegiat Anti Korupsi Banyuwangi, berlangsung damai. Terlihat ada beberapa pentolan Lsm Banyuwangi dipersilahkan memasuki Kantor Pemkab Banyuwangi. Entah apa yang terjadi di dalam sana sampai dilansirnya berita ini belum diperoleh informasinya. (r35).