Kabaroposisi.net | Blora – Dalam sebuah pembangunan daerah diperlukan perencanaan matang untuk tepat sasaran, efesien. Tidak hanya pembangunan fisik juga pemberdayaan masyarakat. Yang dilakukan hari ini Jumat 18/03/2022 Badan Statistik Pusat Statistik (BPS) bersama Pemerintah kabupaten Blora lakukan sinergitas terkait data masyarakat miskin di kabupaten Blora.
Perlu diketahui masyarakat miskin Blora termasuk tinggi, angka kemiskinan 12,39% naik 0,43% dari 11,96% kenaikan ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19. Dalam forum diskusi ini hadir Bupati Blora Arief Rohman, wakil bupati Blora Tri Yuli Setyowati, Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D), Bappeda, Dinsos P3A.
Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan, ” kita diskusi antara pemkab Blora dan BPS terkait angka kemiskinan di blora yang diangka 12,39%, kita belajar ke BPS agar angka kemiskinan ini turun, parameter kinerja kita Salahsatunya menurunkan angka kemiskinan,” ucap Bupati
” Disini kita menyinkronkan angka kemiskinan termasuk indikator-indikator, sebenarnya banyak yang lain, kali ini fokus di kemiskinan,” tandas Arief Rohman
Dia menambahkan ada indikator yang unik disini mengkonsumsi rokok ini menjadi salah satu indikator dari pendapatan dan pengeluaran masyarakat,” ungkap Bupati.
Diskusi antara pemkab dan BPS di aula Kantor Statistik ini Nurul Choiri Yati Mengatakan, ” BPS mengindikasi kemiskinan dari Makanan dan non makanan, seseorang dianggap miskin ketika kalori yang didapatkan di bawah 2100 kalori perharinya itu indikator dari makanan,” kata Kepala BPS Blora ini
Lebih lanjut Dia, perihal kewenangan mengeluarkan angka kemiskinan sekarang yang mengeluarkan angka kemiskinan dari Dinas Sosial sesuai aturan,” tegasnya
Sementara itu Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak menyampaikan, “sekarang ini untuk kriteria warga miskin tidak 14 tetapi 9 kriterianya yang dikeluarkan pemerintah pusat,” ucap Indah Purwaningsih
9 kriteria miskin :
1. Ada tempat teduh tetap, 2. Kepala Rumah Tangga bekerja, 3. Pernah khawatir/pernah tidak makan, 4. Pengeluaran pangan lebih 70% total pengeluaran, 5. ada pengeluaran pakaian dalam satu tahun, 6. Sebagian besar lantai rumah dari tanah, 7. Sebagian besar dinding dari bambu, kawat atau kayu, 8. Rumah tangga memiliki fasilitas buang air kecil/besar, 9. Penerangan listrik 450watt bersumber dari PLN atau sumber lain.
Perlu diketahui sebuah pembangunan diperlukan dasar data benar dan akurat untuk sebuah perencanaan, membuat rancangan sistem dan pelaksanaan yang terukur, efektif dan efisien. (Gas)