Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Sebanyak 28 Ketua RT dan 12 Ketua RW se Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwagi, Provinsi Jawa Timur. Hari ini Kamis bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2022, diundanghaditkan oleh Pemerintah Desanya dalam rangka untuk menerima insentif. Untuk tahun ini para Ketua RT juga Ketua RW se Desa Singolatren terima insentif untuk selama pengabdian 4 bulan dengan nilai nominal Tp. 400.000,. (Empat Ratus Ribu Rupiah).
Hadir menyaksikan dan mendampingi Kepala Desa Singolatren pada kegiatan penyaluran insentif RR, RW tersebut Bripda Puguh Prayogo ( BBKTM ), Sertu Ahmad Nizar ( Babinsa ). Bertindak selaku pemandu jalannya acara seremoni adalah Heri (Sekertaris Desa) Singolatren. Seperti biasa dalam setiap kegiatan ptotokol kesehatan (prokes) terutama disiplin pakai masker tetap diterapkan antisipasi penularan covid-19 karena masih ada di masa pandemi.
Kepala Desa Apandi di kesempatan tersebut setelah sapa penghormatannya kepada hadirin mengatakan bahwa semua Ketua RT dan RW sengaja diundanghadirkan ke pendopo desa hari ini untuk menerima insentif atas pengabdiaannya dan koordinasi sekaligus evaluasi kinerja. Terutama Kades Apandi menekankan soal bagaimana Desa Singolatren selama bulan Romadhon sampai pada hari H perayaan Idul Fitri nanti tetap damai, aman, tidak ada suatu masalah apapun yang bisa mengganggu kekhusu’an umat muslim melaksanakan ibadah puasa.
Ucapan terima kasih disampaikan Kades Apandi kepada para Ketua RT dan RW, atas pengbadiannya selama ini dalam mendukung program-program pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat. Namun kata Kades Apandi, ada juga para Ketua RT dan RW yang kurang proaktif dalam kegiatan-kegiatan tapi kritis, aktifnya hanya kalau ada kegiatan yang berbau ada embel-embelnya saja.
Berikut Kades Apandi sedikit evaluasi terkait dukungan Ketua RT dan RW pada penarikan Pajak Bumi Bangunan (PBB) di masing-masing Dusun. Pada moment ini Kades Apandi mulai melontarkan kalimat arahannya yang terdengar “ngeri-ngeri sedap”. Diawali dengan urai informasi “sedapnya” yaitu pujian dan support kepada Kepala Dusun yang dinilai sukses dalam mengoptimalkan pemasukan PBB di dusun masing-masing. Disebutnya Dusun Krajan, Wijenankidul, Pengastulan, Cermean, dan Blumbang.
“Berkat dari kerja kompak dan kerja keras dari para Kepala Dusun dan RT, RW nya 5 Kadus yang saya sebutkan tadi Desa Singolatren mampu bertahan di urutan pertama pemasukan pajaknya di tingkat Kecamatan. Saya harap dijaga dengan baik semangat dan kekompakan ini, ini termasuk ibadah karena hasil pajak untuk membangun yang hasilnya dinikmati masyarakat juga”, ungkapnya.
Namun setelahnya, penyampaian Kades Apandi terdengar “mengerikan”, yaitu setelah singgung capaian penarikan pajak PBB di Dusun Wijenan Lor dan Dusun Andong yang disebutnya oleh Kades Apandi tidak pernah sukses dan selalu berada di paling butud capaiannya. Lantaran hal itu Kades Apandi terpaksa lempar pertanyaan pada RT yang hadir terutama yang dari Dusun Wijenan Lor, pertanyakan sejauh mana kerjasama RT, RW dengan Kadusnya. Yang mana salah seorang RT mengatakan bahwa komunikasi Kadus dengan RT nya kurang komunikatif (Miskomunikasi). Tak pelak gegara pangakuan salah satu Ketua RT itu, ada lontaran kalimat worning untuk para RT, RW, dan Kadus.
” Mari kita niatai semua ini dengan ibadah, kalau ada RT, RW, yang tidak sanggup lagi membantu Pemerintah Desa melalui Dusunnya, lebih baik terus terang saja karena masih banyak yang mengantri mau jadi RT dan RW. Dan kepada Kepala Dusun yang memang benar-benar sudah tidak bisa dibina dan tidak konsekwen lagi melaksanakan tugas selaku Kepala Kewilayahan, suatu saat pasti akan ada tindakan dari saya”, tegas Apandi dengan tanpa sedikit keraguan.
Menetralisir suasana, pemandu acara (Sekdes Heri) berikan waktu kepada Bhabinkamtibmas (BBKTM) Desa Singolatren Bripda Puguh Prayogo menyapa hadirin. Dalam penyampaiannya Bripda Puguh kepada para RT dan RW lebih menekankan soal kantibmas di lingkungan masing-masing. Sekilas diiformasikan beberapa kasus yang terjadi dan terungkap di wilayah Kecamatan Singojuruh beberapa waktu terakhir. Harapnya dari kejadian-kejadian yang disampaikan, setidaknya bisa jadi gambaran yang hadir untuk antisipasinya ketok tular ke masyatakat di lingkunannya. Seperti disebutnya kasus tipu gelap dengan ragam modus, pemerasan dengan modus ancaman cemarkan nama baik melalui medsos dan seterusnya. Pasalnya Bripda Puguh selaku BBKTM meminta kepada masyarakat kerjasamanya dalam hal menciptakan lingkungan Desa Singolatren yang kondusif, aman, dan nyaman. Terakhir Bripda Puguh berpesan kepada masyarakat lewat forum tersebut, agar mewaspadai pergaulan anak-anaknya jangan sampai terjerumus Narkoba. (r35).