KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Bertempat di Pendopo Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi Selasa 17/5/2022, berlangsung kegiatan Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) oleh Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Singojuruh. Dihadirkan dalam acara tersebut para Bidan Desa, Kader PKK, Drs. Bambang Santosa (Camat Singojuruh), H. A. Kundori (Ka. Puskesmas Singojuruh), Muslih (Kep. KUA Singojuruh), dan Ketua PKK Kecamatan.
Camat Singojuruh Drs. Bambang Santosa dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan Evaluasi Pencegahan Stunting menyampaikan, bahwa beberapa hari sebelumnya sudah koordinasi dengan Ka. PUSKESMAS Singojuruh terkait upaya penurunan angka stunting di Singojuruh. Pada intinya apa yang diupayakan oleh Pemerintah Kecamatan bekerjasama dengan Tim dari PUSKESMAS Singojuruh adalah untuk dalam waktu yang tidak lama bisa menurunkan stunting di wilayah Kecamatan Singojuruh. Oleh karena itu Camat Bambang mohon kerjasama yang baik dan kerja keras di semua lini baik yang ada tingkat Desa, Puskesmas, PLKB, Dusun, RT/RW, Bidan, dan juga Kader PKK/Pos Yandu untuk menurunkan isu stunting yang ada di Kecamatan Singojuruh. Selanjutnya Camat Bambang pun akhirnya berkenan membuka kegiatan Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan oleh PLKB Singojuruh.
Ka. Puskesmas Singojuruh H. A. Kundori pada kesempatan tersebut awali dengan menyampaikan informasi soal kondisi pandemi covid-19 yang mulai mengalami penurunan kasus dan vaksinasi. Yang mana A. Kundori ajak semua pihak untuk mendukung apa yang dicanangkan Bupati Banyuwangi yaitu “Banyuwangi Rebound” salah satunya adalah “Tangguh Pandemi”. Dan targetnya bagiamana Banyuwangi segera menuju level 1, yang mana menurut A. Kundori bila Banyuwangi ada level 1 maka secara otomatis berimbas pada “Pemulihan Ekonomi”.
Soal pencegahan dan penanganan stunting, Kundori (Ka. Puskesmas Singojuruh), berharap kepada PLKB untuk tidak berjalan sendiri-sendiri menghindari terjadinya misinformasi. Sekilas A. Kundori paparkan beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya adanya pemutakhiran data, stunting bisa teratasi yang pertama adalah pemutakhiran data balita yang sudah stunting secara data di Kecamatan ada 190 namun setelah terkoreksi data menurun jadi 112. Artinya data harus betul-betul valid, harus betul-betul dicermati jangan sampai anak yang tidak stunting terdata stunting. Berikut pemutakhiran data keluarga yang beresiko stunting, keluarga yang rawan kesehatan, Kader pendamping harus punya data-data yang valid. Yang kedua kata A. Kundori, di Kecamatan Singojuruh harus ada alur pelayanan Calon Pengantin (Catin) dan masih banyak lagi gagasan-gagasan yang diurai H. A. Kundori terkait bagaimana cara pencegahan dan penanganan stunting.
Sementara Kepala KUA Singojuruh mendukung pencegahan stunting mengaku bahwa setiap ada Calon Pengantin (Catin) sebelum didaftar sebagai Catin terlebih dahulu lakukan cek kesehatan di layanan kesehatan setempat. Yang mana lampiran keterangan medis dari petugas kesehatan itu yang akan jadi dasar penerimaan pendaftaran Calon Pengantin (Catin) di KUA Kecamatan Singojuruh. (r35).