Peranan Masyarakat Dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi Penyakit Menular

KABAROPOSISI.NET|Jombang, – RSUD Jombang gelar dialog interaktif terkait peranan Masyarakat dalam pencegahan dan Pengendalian infeksi penyakit menular. Jumat (10/6/2022)

Dokter Tri Putri Yuniarti (59 tahun), Spesialis Patologi Klinik RSUD Jombang, saat berbincang dalam Humas RSUD Jombang menyapa, Jum’at. Dialog yang dipandu Giannita Prayoga itu mengambil tema: “Peranan Masyarakat dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi Penyakit Menular”.

Bacaan Lainnya

“Tetaplah pakai masker selama berada di lingkungan rumah sakit baik di area tertutup, seperti di ruang poli klinik, ruang perawatan, ruang rapat maupun di ruang terbuka, seperti di ruang tunggu poli, ruang tunggu obat, karena area tersebut merupakan area padat orang, tempat orang sakit berkunjung dan banyak populasi rentan

Topik bahasan ini menyikapi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dengan Pemerintah memberikan kelonggaran dalam pemakaian masker. Masyarakat diperbolehkan tidak menggunakan masker saat berkegiatan di luar ruangan atau tempat terbuka yang tidak padat orang.

Disampaikan oleh Presiden, masker agar tetap dipakai pada kondisi: berkegiatan di ruang tertutup, saat berada ditranportasi publik, bagi populasi rentan (seperti lansia, memiliki penyakit komorbid, ibu hamil, anak yang belum divaksin), juga bagi mereka yang bergejala (seperti batuk, pilek, demam).

Presiden juga menyampaikan pelaku perjalanan dalam negeri atau luar negeri yang sudah di vaksin lengkap, tidak perlu pemeriksaan PCR atau antigen.

Menyikapi perihal tersebut, dokter spesialis patologi klinik RSUD Jombang dari Komite PPI (Pencegahan dan Pencegahan Infeksi) di Rumah Sakit, Tri Putri Yuniarti menyampaikan himbauan, agar pernyataan Presiden dimaksud tidak serta merta harus bebas tidak memakai masker, akan tetapi masyarakat bisa menyesuaikan apabila personal berada di lingkup rumah sakit.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tahun 1988 ini, di rumah sakit merupakan area publik yang rentan terhadap penularan segala macam penyakit, mengingat orang datang ke rumah sakit mayoritas dalam kondisi sakit.

Untuk itu, bagi keluarga pengantar, tenaga medis dan orang yang berkepentingan di rumah sakit wajib tetap menggunakan masker. Karena siapapun bisa tertular dan menularkan penyakit.

“Infeksi atau penularan penyakit bisa terjadi pada siapapun,” tandasnya. Kendati pandem Covid-19 belakangan ini cenderung melandai. Hasil PCR klinis laboratorium RSUD Jombang beberapa waktu ini kondisi penyebaran Covid-19 di lingkup Kabupaten Jombang menurun hingga 95%.

“Hasil ini memberi indikasi tingkat penyebaran atau penularan virus covid sudah tidak membahayakan bagi masyarakat. Meski demikian, kita tetap harus waspada, tetap menggunakan masker dalam aktifitas sehari-hari,” tuturnya.

Alumnus FK Unair yang pernah bertugas di Papuan selama 4 tahun ini uga menyampaikan cara menggunakan masker yang benar, cara melakukan bersin yang benar dan etika batuk yang santun.

Tujuan pemakaian masker untuk mencegah penularan virus dan melindungi diri dari orang lain. Menurutnya, masker harus menutup mulut, hidung dan dagu. Pastikan bagian masker yang berwarna berada di sebelah depan.

“Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung Anda, dan tarik kebelakang di bagian bawah dagu. Lepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan langsung buang ke tempat sampah tertutup,” pesan dokter yang sudah bertugas di RSUD sejak 2001.

Biar bersih, ganti masker Anda secara rutin apabila kotor atau basah. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan ketempat sampah, imbuh dokter yang memiliki dua putra ini.

Masker KN95 dan N95 untuk tindakan aerosol tidak dilapisi masker medis dan sekali pakai. Tidak direkomendasikan menggunakan masker yang ada valve (sirkulasi udara), tidak dibenarkan mengenakan masker hanya menempel di dagu, leher maupun di kepala.

Pada kesempatan tersebut dokter spesialis patologi klinis ini juga menyampaikan cara cuci tangan yang benar. Mengingat tangan merupakan perantara penularan bakteri potogen dari pelayanan Kesehatan yang paling besar, dari pasien maupun dari petugas kesehatan setelah menjalankan aktifitas tindakan medis.

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sangat penting jikalau tangan terlihat kotor atau setelah terpapar cairan tubuh. Menggosok tangan dengan handrub berbahan alkohol adalah metode rutin yang lebih disukai untuk kebersihan tangan jikalau tangan tidak terlihat kotor.

Etika batuk.

Batuk merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Sedangkan bersin merupakan cara tubuh mengeluarkan udara semi otonom yang terjadi dengan keras melalui hidung dan mulut.

Enam hal yang harus diperhatikan saat batuk dan bersin, untuk mencegah penyakit secara luas lewat udara bebas dan menghindari rasa tidak nyaman bagi orang lain. 1) Saat batuk atau bersin tutup mulut dan hidung dengan tisu, 2) jika tidak ada tisu gunakan lengan atau siku bagian dalam 3) buang tisu bekas batuk dan bersin langsung ketempat sampah 4) jangan lupa mencuci tangan dengan sabun setelah bersin 5) jikalau sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol atau hand sanitizer.

Jadi upaya pencegahan dan pengendalian infeksi adalah bagaimana peran aktif kita, dalam aktifitas sehari-hari harus tetap memperhatikan atau mengikuti protokol kesehatan Covid-19, karena hingga kini WHO belum mencabut status pandemi Covid-19.

“ Ada empat sebab infeksi, yakni oleh bakteri, virus, parasit dan jamur. Apabila terkena gejala gangguan kesehatan jangan segan datang ke Poliklinik di RSUD Jombang, setia hari kerja siap melayani pemeriksaan,” tutup dr Tri Putri Yuniarti.(sap)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *