KABAROPOSISI.NET.| BANYUWANGI – Secara kebetulan Selaa 28/6/2022 pada saat yang sama di Kantor Kecamatan Singojuruh ada dua kegiatan, satu di Pendopo acara Pernyatan Sikap dukungan moral Forum Singojuruh Bersatu (FSB) terhadap Pondok Pesantren Ihya’ Ulumudin Desa Padang yang tertimpa musibah. Satu lagi acara Sosialisasi Perda oleh DPRD Banyuwangi bertempat di Aula Gandrung Marsan.
Usai penyampaian pernyataan sikap oleh FSB dan Forpimka Singojuruh, salah satu Anggota DPRD/Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Fraksi Demokrat Michael Edy Hariyanto, SH. Pasca lakukan sosialisasi Perda dalam perjalanan hendak meninggalkan Kantor Kecamatan Singojuruh. Tiba-tiba dicegat oleh beberapa awak media dan dimintai keterangannya menanggapi apa yang dilakukan FSB dan masalah asusila yang terjadi di Pondok Pesantren Ihya’ Ulumudin Desa Padang.
Karena Michael dalam posisi terkepung dan tak bisa menhindar dari awak media, maka akhirnya angkat bicara merespon pertanyaan-pertanyaan awak media. Kepada awak media Michael awali dengan mengatakan bahwa dirinya selaku Wakil Ketua DPRD juga sebagai Ketua Partai Demokrat mengaku prihatin dan sangat menyesalkan tindakan asusila terjadi di Pondok Pesantren Ihya’ Ulumudin oleh oknum FZ.
“Ya…saya sebagai Wakil Ketua DPRD juga sebagai Ketua Partai Demokrat, menyayangkan dan menyesalkan adanya kejadian seperti ini”, sesalnya.
Dijelaskan kenapa Michael mengaku sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut, karena seperti diketahui bahwa Partai Demokrat baru saja memulai program bagaimana meningkatkan Pondok Pesantren. Urainya, Partai Demokrat melalui programnya melakukan pendampingan kepada beberapa Pondok Pesantren di Banyuwangi, bagaimana meningkatkan Podok Pesantren bisa maju dan mandiri. Karena menurut Michael keberadaan Pondok Pesantren sangat menolong masyarakat di Banyuwangi khusunya di bidang pendidikan dan akhlaq.
“Saya tahu keberadaan Pondok Pesantren ini sangat berkontribusi dan sangat menolong masyarakat Banyuwangi di bidang pendidikan dan akhlaq. Partai Demokrat menginginkan Pondok Pesantren bisa mandiri tidak tergantung pada orang-orang politik, walaupun saya juga orang politik. Sehingga Pondok Pesantren para guru dan Pak Kyai bisa fokus pada soal memberikan pengajaran dan pendidikan pada santri-santrinya”, jelasnya.
Lagi-lagi Michael terkait tindakan asusila disebutnya oleh oknum menegaskan bahwa dirinya sangat menyesalkan.
“Nah kejadian ini yang membuat saya sangat menyesali, tetapi perlu dikethui kejadian ini bukan karena Pondok Pesantrennya, ini ulah oknum. Tolong dipisahkan dalam hal ini. Apalagi kita tahu semua, bahwa pemilik Pondok Pesantren itu bukan oknum terduga pelaku. Saya harapkan masyarakat jangan gebyah uyah sama asinnya, masyarakat jangan mengecam bahwa apa yang terjadi ini adalah kesalahan Pondok Pesantren, tapi karena ulahnya oknum”, tegasnya
Michael aprsesiasi terhadap pernyataan sikap dari Forum Singojuruh Bersatu (FSB) yang peduli pada pendidikan di Kecamatan Singojuruh. Michael berharap kepada FSB untuk membantu Pondok turun kalau bisa dor to dor memberikan penjelasan kepada masyarakat supaya bisa memilah dan memisahkan antara Pondok dengan tindakan oknum. Sekali lagi Michael menegaskan bahwa keberadaan Pondok Pesantren sangat membantu dalam hal pendidikan dan akhlaq anak bangsa. (ktb).