Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Bermula dari rasa penasaran awak media pada suatu malam tepatnya di malam Jumat Legi, terlihat ratusan warga mulai dari yang masih anak-anak hingga orang dewasa laki-laki dan perempuan. Berbusana muslim ramai-ramai menuju sebuah tempat di belakang Kantor Desa Gumirih Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi.
Dari hasil penelusuran awak media, ternyata ratusan masyarakat tersebut menuju sebuah tempat mirip pendopo dengan sebutan “Griyo Alit”. Motif bangunan dan properti pendopo yang serba kuno (tempo doeloe) dan letaknya yang sedikit berbau mistis menimbulan kesan suasana berbeda.
Di ketahui pendopo bersebutan “Griyo Alit” itu notabene adalah kediaman Mura’i Ahmad, SE., SH, yang tak lain Kepala Desa Gumirih skaligus Ketua DPC Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Kabupaten Banyuwangi. Untuk itu Jumat 8/7/2022, awak media sengaja korek keterangan dari Kades yang satu ini terkait kegiatan di pendopo “Griyo Alit” miliknya.
Semula Mura’i Ahmad enggan merespon pertanyaan-pertanyaan awak media seolah tidak mau kegiatan rutinan di kediamannya dipublikasikan. Ketika ditaya alasannya Mura’i Ahmad karena tidak mau ada anggapan pencitraan atau sok-sok an.
“Sampean ada-ada saja mas, tanyak yang lain apakah masalah kegiatan saya sebagai Kepala Desa atau Ketua PAPDESI itu saja. Jangan soal yang satu ini, karena apa, bagi yang suka menanggapinya positif, tapi bagi yang tidak suka bisa jadi saya dianggap pencitraan. Please…,tanyakan yang lain saja ya..”, tuturnya menghindar.
Tak kalah akal, untuk sementara awak media alihkan pembicaraan pada hal-hal lain dan sesekali singgung soal koleksi barang-barang kuno yang ditekuninya. Tergiring alur obrolan lengah sedikit dan ada celah terlebih setelah awak media tunjukkan sebuah foto kegiatan, Kades Mura’i Ahmad pun menyerah dan mau berikan penjelasannya.
“Oo…itu awalnya kegiatan keluarga dan sudah berjalan lama sampai sekarang. Kegiatan ini istigozah setiap malam Jumat legi di dalamnya rutinitas juga ada pemberian santunan pada nak Yatim. Selain bulanan di tiap malam Jumat legi, juga di tiap malam Jumat di Griyo Alit ini kami adakan hataman Qur’an”, jelas Mura’i Ahmad.
Ketika ditanya soal membeludaknya kehadiran jama’ah di pendopo “Griyo Alit” khusunya tiap malam Jumat legi bahkan banyak yang dari luar Desa Gumirih juga luar Kecamatan. Mura’i Ahmad sendiri mengaku tidak menyangka, karena memang tidak ada woro-woro ke luar Desa apalagi luar Kecamatan.
“Saya sendiri bingung mas, tapi juga bersyukur atas antusias mayarakat mengikuti kegiatan istigozah di sini. Padahal sampean tahu sendiri, saya gak pernah mondok tidak punya kemampuan untuk menggelar kegiatan-kegiatan relegi apalagi memberikan ceramah keagamaan. Tapi karena saya melihat kok masyarakat suka dan semakin banyak yang hadir beristigozah di Griyo Alit ini. Ya alhamdulillah kami sekeluarga juga semakin semangat memfasilitasi kegiatan ini, kami undang tokoh ulama yang ada di Gumirih untuk memimpin istigozah dan tauziah. Alhamdulillah ada saja jalan kemudahan rejeki baik melalui anggota keluarga kami maupun melalui teman-teman dan mitra kami yang juga peduli berbagi rejeki untuk mendukung kegiatan istigozah di Griyo Alit ini; sehingga kegiatan ini istiqomah berjalan sampai sekarang “, gebernya.
Ketika ditanya apa sebenarnya yang dikandung maskut dari kegiatan relegi di kediamannya itu, Mura’i Ahmad dengan rendah diri mengatakan,
“Paling utama bagi saya dan keluarga berharap pengampunan dari Allah Swt, kedua melatih diri untuk berlajar bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kami, ketiga saya dan keluarga mengajak masyarakat terutama di Gumirih lebih dekat kepada Allah melalui kegiatan istigozah karena Allah yang maha tempat mengadu dan maha penolong”, pungkas Mura’i Ahmad.
Dari salah satu Kepala Dusun awak media juga dapatkan informasi, bahwa Kades Mura’i Ahmad punya kebiasaan makan bersama dan berikan uang saku pada anak Yatim di sekitar lingkungan di tiap hari Jumat pagi. Hal itu diketahui karena para staf desa dan para Kepala Dusun juga ikut makan bersama anak Yatim di kediaman Kades Mura’i Ahmad. (r35).