KABAROPOSISI.NET|Madiun, – Bagaimana hasil proyek jika skema proyek tidak jelas.
Kelompok Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tani Mulyo Blabakan, Desa Blabakan Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, mengaku hingga proyek pembangunan saluran Irigasi dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) hingga selesai, tidak diberi Rencana Anggaran Biasa (RAB).
Ketua Hippa Tani Mulyo Blabakan, Gatot saat di konfirmasi awak media Rabu (27/07/22) mengatakan dengan blak blakan regulasi proyek P3TGAI, pengerjaan sudah selesai dan sampai saat ini tidak diberi RAB dan hanya diberi wawasan secara lisan saja oleh pendamping.
” Waktu pengukuran pertama hanya disuruh membangun 300 meter lebih sedikit dan wawasan ketinggian 60 Cm kedalaman maupun lebar pondasi 30 Cm itu saja, dan untuk pembelian material berapa, batu muka berapa, semen berapa saya tidak tahu mas”, Ungkapnya
Bahkan pihaknya juga mengeluhkan harga Material yang dirasa overload dari harga sewajarnya. ( Mark Up )
” Pembelian harga material overload atau melebihi kapasitas yang ada, seumpama kami membeli harga matrial di toko lain lebih murah namun di toko tersebut justru lebih mahal, karena sudah ada kerjasama aspirasi dari partai, dari partai mana saya juga kurang paham”, Imbuhnya.
Lebih lanjut saat disinggung terkait kwalitas pengerjaan yang diduga nyaris tanpa pondasi hingga badan bangunan bercampur tanah pihaknya menunggu pemeriksaan dari pihak P3-TGAI.
” Kalau nanti dari pihak balai karena yang berwenang penuh adalah pihak sana, tinggu keputusannya istilahnya harus dibongkar kami dari pihak pengurus HIPPA kumpulkan.” Pungkasnya
Sementara itu Kepala Desa Blabakan menyampaikan proyek harus sesuai RAB, ini menjadi dilema jika pengerjaan sesuai RAB.
Kades tetap optimis proyek P3TGAI di desanya bagus dan bermutu maksimal, namun berbanding berbalik dengan stutmen ketua HIPPA dalam pengerjaan tanpa di bekali RAB.
“Saya tekankan kepada kelompok HIPPA sesuai RAB, saya pengennya proyek itu bagus, silahkan diberikan masukan untuk bahan koreksi. ” Ungkapnya kepada tim media beberapa waktu yang lalu.
Program P3TGAI menurut kades akan di paparkan di Web desa dan Medsos desa.
Ketua HIPPA juga membeberkan banyaknya atensi atensi atau kran kran gratifikasi. Dikuatkan dengan rincian yang di tunjukkan ke awak media.
Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar, kok bisa proyek dari Kementrian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo ini dalam pengerjaannya terkesan asal asalan, tanpa adanya RAB maupun gambar teknis. hingga adanya beberapa pos anggaran atau atensi.
Dengan harapan, pemerintah melalui APH lebih sensitif.
Apakah P3TGAI 2022, hanya sebagai ajang atensi. (pr@)