Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Meski tidak tepat tanggalnya, SMAN Darussholah Gumirih Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka memperingati “Hari Santri”, gelar upacara dan “Kirab Santri” Senin 24/10/2022. Acara yang juga dikemas dengan memperingati “Maulid Nabi Muhammad Saw”, itu angkat tema “Pemberdayaan Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Jadi sebuah kepantasan SMAN Darussholah gelar upacara peringati “Hari Santri”, karena keberadaan lembaga pendidikannya yang kolaborasi dengan Pondok, siswa-siswinya juga banyak yang brstatus sebagai santri di Pondok Pesantren Darussholah.
Drs. Hadiri, MM dalam amanatnya selaku Pembina Upacara urai tentang tema acara “Pemberdayaan Menjaga Martabat Kemanusiaan”, yang artinya dijelaskan bahwa keberadaan santri di Indonesia sangat strategis. Santri yang sekarang tidak hanya pandai dalam hal membaca Al-Qur’an dan Hadis, tetapi santri sekarang sudah mulai menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan. Berikut disampaikan sekilas pandang pada negara-negara maju di dunia, Drs. Hadiri katakan, bahwa Insinyur nuklir Rusia ternyata berbasik seorang santri, Iran dan Saudi Arabia kebanyakan Insinyur-Insinyur-nya berlatarbelakang Santri.
Lanjut Kepala SMAN Darussholah ini (Drs. Hadiri, MM), urai kilas balik ke belakang tentang sejarah perjuangan dan peran Santri dan tokoh Ulama Kyai di masa-masa penjajahan Inggris. Disinggungnya tokoh pejuang Bung Tomo dimasanya, sebelum berjihad melakukan pertempuran 10 Nopember berkomunikasi dengan tokoh Ulama Kyai dan Santri di seluruh Pondok Pesantren yang ada. Mengambil dari kisah sejarah perjuangan dan peran santri, Kepala SMAN Darussholah Drs. Hadiri, MM (Pembina Upacara) mengatakan, “Pemerintah tidak salah menetapkan tanggal 22 oktober sebagai Hari Santri.
Sehubungan juga dalam rangka peringati Maulid Nabi Muhammad, Saw dijelaskannya bahwa agama Islam diturunkan melalui Nabi Muhammad dan para Shobatnya untuk memuliyakan ummat manusia. Sehingga diyakinkan bahwa santri-santri di Indonesia tidak akan meninggalkan ciri khas aslinya yaitu akan senantiasa berakhlaq mulia. Diharapkan dari moment memperingati “Maulid Nabi”, bisa mengambil hikmah dan ketauladanan Nabi Muhammad, Saw dalam prilaku hidup baik sebagai ummat beragama, masyarakat, maupun sebagai santri dan siswa di Pondok Pesantren ataupun di Sekolah.