Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Seiring berjalannya waktu Partai Demokrat semakin nyata menunjukkan jati dirinya sebagai partai yang garis politiknya adalah Nasionalis Relegius. Hal terebut dibuktikan oleh DPC Partai Demokrat Banyuwangi yang dinahkodai oleh seorang Ketua DPC bersebutan nama Michael Edy Hariyanto, SH (Michael). Dan hari ini Selasa 1/11/2022, rombongan DPC Partai Demokrat sowan Pondok Pesantren ” Darul Muktar” asuhan Kyai Abdul Qodir Desa Kesilir Kecamatan Siliragung.
Michael Edy Hariyanto, SH bersama rombongan diterima dengan baik dan antusias oleh keluarga besar Pondok Pesantŕen “Darul Muktar” dan ratusan ibu-ibu Fatayat/Muslimat Desa Kesilir. Turut hadir Ketua Dewan Pertimbangan DPC Partai Demokrat Banyuwangi KH. Masykur Ali Pengasuh Pondok Pesantren “Ibnu Sina” Jalen Genteng yang diketahui pernah jadi Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Banyuwangi 3 periode itu.
Kyai Masykur Ali dalam penyampaiannya sekilas menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama’ (NU) dan Demokrat disebutnya memiliki kesamaan garis politik yaitu Nasionalis dan Religius. Dan Kyai Masykur Ali katakan jangan pertanyakan dan jangan permasalahkan kenapa banyak Kyai di Banyuwangi gabung ke Partai Demokrat. Tak hanya itu kata Kyai Masykur Ali, banyak orang-orang NU yang gabung di partai-partai yang ada di Indonesia, “NU berada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana”. Mempertegas kenapa Kyai Masykur Ali dan para Kyai yang lain bergabung ke Demokrat mengatakan,
Di kesempatan tersebut KH. Masykur Ali juga tak canggung-canggung sampaikan kepedulian Partai Demokrat kepada para Kyai Langgar di Banyuwangi, yang mana sebagai wadah wujud kepedulian Partai Demokrat selanjutnya dibentuklah Forum Komunikasi Kyai Langgar (FOKKAL) tersebar di tiap Kecamatan se Kabupaten Banyuwangi. Selaku Dewan Pembina FOKKAL KH. Masykur Ali informasikan bahwa tahun 2023 kepada tiap Pengurus FOKKAL di Kecamatan akan dikucurkan bantuan dana 50 jutaan rupiah.
Sementara Michael Edy Hariyanto seperti biasa dalam setiap moment mengedukasi masyarakat memberikan pendidikan politik. Kepada ratusan ibu-ibu Fatayat/Muslimat mengatakan meski tidak sepenuhnya memahami tentang politik itu apa, setidaknya tidak lagi dalam pemilu memilih wakil rakyat karena alasan diberi uang. Kalaupun tidak memilih Calon dari Partai Demokrat tidak apa-apa, pilih Calon wakil rakyat dari partai apapun tidak masalah asal yang baik dan mau memikirkan dan memperjuangkan nasib rakyat.
“Kalau ibu-ibu ingin perubahan dan sayang kepada anak cucu, ke depan jangan main-main politik lagi hanya karena diberi uang menganggap Calon itu sudah baik, belum tentu. Selidiki dulu, baik apa tidak orangnya, benarkah dia nyalon ingin mengabdi kepada rakyat atau hanya sekedar ingin jadi anggota DPR. Meskipun Calon dari Demokrat selidiki dulu baik apa tidak orangnya, kalau tidak baik jangan dipilih”, tegasnya.