Kabaroposisi.net | Blora. Tidak perubahan harga pupuk ditiap mulai masa musim tanam pertama, kelompok petani Blora beraudensi ke wakil rakyat DPRD Blora, hari ini Selasa 8/11/2022 diterima oleh Ketua Komisi B Yuyus Waluyo fraksi Nasdem Dapil 3 sendirian tanpa Anggota DPRD lainnya diaula sidang DPRD Blora.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh petani Blora dalam gabungan kelompok petani dan LSM, masalah dilapangan yang terjadi harga pupuk 150rb rupiah sampai 300rb rupiah, kewajiban membeli inthil inthil berupa pupuk organik cair dengan harga 70rb rupiah, ATM atau kartu tani di bawa oleh pengecer, pupuk yang langka, distribusi pupuk, harga gabah anjlok, serbuan para tengkulak.
Sukisman petani dari wilayah kecamatan Kedungtuban menyampaikan harga pupuk urea, za, NPK, harga pupuk subsidi 150.000 bahkan sampai 250.000 jauh lebih tinggi dari harga pupuk yang ditetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) 112.500 untuk 50kg (satu sak pupuk), ” ujarnya
Dia menambahkan terkait hasil panen padi harga anjlok dikarena berbagai macam masalah, seharus pemerintah daerah mampu lakukan pengelolaan dengan membeli beras dari petani untuk disalurkan bantuan sosial, kebutuhan tersebut bisa membeli beras dari petani dengan bagus.
Sedangkan Singgih Hartono lebih memantau Jumlah kuota pupuk dan distribusi pupuk,” dari dulu kami meminta Surat Perjanjian Jual Beli pupuk (SPJB) tidak diberikan, ADA APA ini ??, Ungkapnya
SPJB ini hasil dari RDKK menjadi e RDKK yang diajukan oleh pemerintah daerah kemudian menjadi Kouta disetujui oleh pemerintah pusat untuk pupuk bersubsidi selanjutnya untuk distribusi kepada petani melalui pihak ketiga, dari produsen ke distributor selanjut nya ke pengecer kemudian diterima oleh petani menggunakan kartu tani sesuai dengan kuota.
Yang menjadi permasalahan utama adalah Kouta diajukan dengan kuota di setujui hanya 60% saja.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Pangan Gundala Wijasena mengakui petugas PPL dilapangan sangat kurang, untuk membuat RDKK, ketika sudah menjadi E RDKK dan diajukan kita semua tahu tidak seratus persen mendapatkan kuotanya paling banyak 60%, untuk harga pupuk di lapangan melebih HET itu bukan wilayah P4, ucapnya
” Dinas P4 cenderung dimasalah teknis pertanian seperti pengguna pupuk organik maupun anorganik, kami mendorong petani untuk lebih menggunakan organik dari teletong sapi, ” tandas Gundala Wijasena
Sedangkan Kepala dinas perdagangan koperasi dan UMK Kiswoyo menyampaikan terkait ketersediaan pupuk digudang dan ada 357 pengecer pupuk serta 10 distributor diwilayah kabupaten Blora, dia berkeinginan bersama stakeholder dan distributor pupuk untuk berbenah terkait distribusi pupuk tepat waktu.
” Artinya jangan ada keterlambatan distribusi, karena masyarakat juga butuh pupuk harus bisa sampai di KPL, dan itu bisa sampai sasaran tepat waktu. yang kedua dari steakholder yang ada bisa berbenah, kedepan kita bisa mengurai masalah- masalah yang ada ditingkat distribusi,” jelasnya.
” Dia Berharap nantinya ada perda dan perbup yang mengatur hal hal tersebut, ucapnya dia tidak menyinggung soal harga pupuk yang melebihi HET
Sedang Agus perwakilan dari Pupuk Indonesia sebagai operator pupuk di Blora berujar pupuk yang masuk digudang gudang Blora ini kelangkaan pupuk karena distribusi pupuk dari produsen berasal dari Palembang membutuhkan waktu tiga melalui jalur laut itu pun ketika cuaca bagus,” ujar Agus
Lebih ketika ada masalah terkait pengiriman lewat laut akan dilakukan lewat darat dan di back up, pupuk dari Cilacap dan Gresik ujarnya.
Audensi ini masih terus berlanjut Dwi Petani dari Kedungtuban menegaskan petani ini perlu ukur tangan dari pemerintah untuk mampu menghadang rentenir, tengkulak yang benar benar memperkosa para petani, banyangkan hanya gara gara mendung harga gabah dimainkan para tengkulak yang tadinya sepakat 3500 perkilo menjadi 3400, jika dijumlah 100 rupiah dijalin 9 ton sudah berapa yang hilang dari petani 9 juta, ini sangat merugikan petani, ” tegasnya
” Seharusnya pemerintah daerah hadir ditengah tengah petani mendirikan BUMD atau menghadirkan Bank daerah dengan bunga rendah untuk petani,” harapannya
Sementara itu Luluk Kusuma Agung Ariadi Staf Ahli Bupati mengatakan mulai sekarang jangan ada menjual pupuk di atas HET, Jangan ada lagi inthil inthil, kamu sudah memecat atau memberhentikan beberapa pengecer, tadi dari daerah Sambong kami mendapatkan satu inthil inthil berupa pupuk organik cair dengan harga 70.000 rupiah, kami akan menindak tegas, ” ujarnya
Exi Wijaya sebagai moderator audensi ini mengatakan, ” Kami petani tidak perlu bahasa sulit pakai saja bahasa yang sederhana kami para petani mudah dipahami, pupuk dengan harga Sesuai aturan harga eceran tertinggi, g perlu dipaksa paksa beli inthil, pupuk mudah didapatkan dari pengecer, dan pengecer g perlu bawa bawa kartu tani, masak dari dulu password kartu tani tetep 123456 g berubah,” terangnya (GaS)