PSHT dan PSHW Cabang Ponorogo, Tolak Pembongkaran Tugu Organisasi

KABAROPOSISI NET|Ponorogo, – Polemik pembokaran tugu perguruan pencak silat di wilayah Jawa Timur menjadi sorotan bagi para pendekar khususnya di wilayah Kabupaten Ponorogo.

Terkait hal tersebut, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo, Pusat Madiun dan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHW TM) Cabang Ponorogo memberikan tanggapan.

Bacaan Lainnya
Konsololidasi PSHT dan PSHW Cab Ponorogo

Kedua perguruan yang memiliki anggota mayoritas di bumi reog tersebut sama sama berharap pemerintah memberikan kebijaksanaan terbaik dengan tidak harus membongkar Tugu Organisasi. Apalagi, pembongkaran tugu bisa berdampak kepada kekondusifitas yang dijaga selama ini.

“Berharap kepada Bapak Kapolda Jawa Timur, jangan sampai Ponorogo yang sudah kondusif ini menjadi konflik. Dengan adanya imbauan yang disampaikan akan membuat keruh atau membuat gaduh,” Kata Kangmas Komarudin selaku Ketua PSHT Cabang Ponorogo, Pusat Madiun, usai ngopi bareng bersama PSHW TM dan beberapa perguruan silat di padepokan SH Terate setempat, Sabtu (08/07/2023).

Kekuatiran Kangmas Moh Komarudin akan hal tersebut tentu sangat berdasar.
Pertama tugu perguruan pencak silat itu menjadi kearifan local serta menjadi kebanggaan bagi pendekarnya dan didirikan dengan kegotong-royongan buka anggaran dari organisasi. “Apalagi Ponorogo sangat kondusif. Sehingga bisa dicontoh oleh kabupaten/kota yang lain,” ucapnya.

Senada dengan Kangmas Komar, Langen Tri Ketua PSHW TM Cabang Ponorogo berharap tidak terjadi pembongkaran tugu perguruan pencak silat di wilayah Ponorogo. Karena alasan apapun di Ponorogo dalam kondisi kondusif. “Kondisi aman dan tidak terjadi apapun dengan tugu yang ada di wilayah Ponorogo,” pungkasnya.

Bahkan, kedua Perguruan yang memiliki pendekar mayoritas di Ponorogo sudah menyiapkan satgas untuk menangkap oknum yang sengaja membuat keruh dengan merusak atau mengecat tugu. Kemudian dipastikan oknum apabila melebihi batas tentu berlaku adat.

Reporter : Eko Yoga Karim.
Editor : HUMAS-CABANG/ANG.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *