Kabaroposisi.net | Jombang – Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Ketaprik (Ketahanan Pangan dan Perikanan) gelar Grebeg Apem 2024 dalam rangka Tarhib Ramadhan 1445 Hijriah. Gunungan Apem diarak dari depan Gedung DPRD menuju Alun – Alun Kabupaten Jombang. ditandai dengan pemukulan gong oleh Pj. Bupati Jombang
Pj Bupati Jombang Sugiat ketika sambutan menyampaikan bahwa Bulan Ramadhan sebagai bulan penuh Rahmat dan penuh ampunan adalah waktu yang tepat untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit hati dan membangun hubungan yang lebih baik kepada sesama manusia.
“Grebeg Apem adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan sebagai penanda dan juga pengingat datangnya bulan suci Ramadan untuk umat Islam di Kabupaten Jombang. Tentu saja dengan harapan agar seluruh warga Jombang bersiap diri secara jasmani dan rohani dalam menjalankan ibadah selama Ramadan di tahun 2024 atau 1445 Hijriyah, ” tutur Pj Bupati Sugiat.
Dalam tradisi, arak – arakan gunungan kue apem juga memiliki makna filosofis yang sangat mendalam bagi warga kota santri. Kata apem sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Afwan yang memiliki arti meminta pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan demikian kue apem bukan hanya sekedar makanan atau simbol dalam tradisi, tetapi juga merupakan panggilan untuk selalu merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta, imbuhnya.
“Grebeg Apem tahun 2024 berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya. Grebek apem tahun 2024 merupakan kolaborasi dari sejumlah dinas dan lembaga. Oleh karena itu, atas nama masyarakat dan juga Pemerintah Kabupaten Jombang, Saya ingin menyampaikan apresiasi ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Grebeg Apem. Dengan adanya kolaborasi ini, saya berharap Grebeg Apem tahun ini dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam mempersiapkan umat Islam di Kabupaten Jombang,” terangnya.
Ia menghimbau kepada seluruh umat Islam ketika keadaan awal puasa di lingkungan masyarakat dapat berperilaku arif dan bijaksana. Hal ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam. Untuk menghindari terjadinya gesekan yang tidak perlu umat Islam harus menekankan nilai – nilai toleransi ukhuwah serta saling menghargai atas perbedaan dalam menjalankan ibadah.
“Marilah kita memulai puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan ini dengan niat ikhlas karena Allah Subhanahu Wa ta’ala. Mari kita menjaga suasana tetap teduh dan kondusif yang merupakan tugas kita bersama sebagai umat Islam yang bertanggung jawab,” tandasnya.
Perlu diketahui, jumlah tumpeng apem sebanyak 17 tumpeng apem yang terdiri dari 1 (satu) tumpeng apem besar di Alun-alun Jombang serta 16 tumpeng apem yang diarak dari DPRD Kabupaten Jombang diantaranya, Gunungan Besar Apem Nomor 1 dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP), Gunungan apem Nomor 2 Gabungan Dinas Pengendalian PP dan KB, PPA, Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Dinas Koperasi dan UMKM, Gunungan apem Nomor 3 Gabungan Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan BAPPEDA, Gunungan apem Nomor 4 Gabungan Sekretariat Dewan dan Sekretariat Daerah, Gunungan apem Nomor 5 Gabungan Inspektorat, BPKAD dan BAPENDA, Gunungan apem Nomor 6 Gabungan BKD SDM, Dinas Kependudukan dan Capil dan Disnaker, Gunungan apem Nomor 7 dari Gabungan Dinas PUPR, Dinas PERKIM dan Badan Kesatuan dan Politik, Gunungan apem Nomor 8 Gabungan Dinas Sosial, Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Gunungan apem Nomor 9 Gabungan DPMD, Dinas Perpustakaan dan arsip serta Dinas Kesehatan, Gunungan apem Nomor 10 Gabungan dari RSUD Jombang dan RSUD Ploso, Gunungan apem Nomor 11 dari Perusda Air Minum Tirta Kencana, Gunungan apem Nomor 11 dan Nomor 12 dari Bulog, Gunungan apem Nomor 13 dari Bank Jombang, Gunungan apem Nomor 14 dari Bank Jatim, Gunungan apem Nomor 15 dari Rombong Sedekah, Gunungan apem Nomor 16 dari AFCO Jombang.(tyas)