Penurunan Harga Gabah Kering, Diprediksi Akan Berubah di Panen Raya

Kabaroposisi.net | Jombang – Diprediksi, Penurunan harga gabah kering panen yang terjadi di Jombang, bakal berubah pada saat musim panen raya nanti. Rabu (13/3/2023)

Berdasarkan pada harga gabah kering, pada tahun 2023 kemarin. Dimana pada awal musim panen padi, harga gabah memang mengalami penurunan. Akan tetapi, pada saat memasuki panen raya hingga akhir panen, harga gabah justru naik tinggi.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, M Ronny ketika ditemui di ruangan kerjanya mengatakan, pada musim tanam dan panen pertama yang berlangsung mulai bulan Oktober 2023, hingga bulan Maret 2024.

“Dari hasil rekapitulasi data kami, untuk pertanaman di Kabupaten Jombang, mulai Oktober sampai Maret itu ada 39. 976 hektare,” katanya, Senin, 18 Maret 2024. Ia menegaskan pada saat bulan Januari hingga Maret tahun ini, sudah mulai dilakukan musim panen di 7.377 hektare. Dan puncak panen di Jombang insyaallah, nanti di akhir Maret hingga akhir bulan April. Itu untuk pola tanam dan panen mulai Oktober-Maret,” ujarnya.

Bila dibandingkan dengan tahun kemarin, luas lahan tanam memang mengalami pertambahan. Lantaran pada tahun kemarin terjadi bencana alam

“Ada pertambahan sekitar 5 persen. Karena tahun kemarin ada Elnino, sehingga tanamnya bergeser. Sehingga Oktober-Maret ini ada pertambahan luas tanam,” tuturnya.

Ia pun menyebut berdasarkan laporan dari penyuluh pertanian di masing-masing kecamatan, memang didapati bahwa harga gabah kering sawah mengalami penurunan. “Meski ini belum panen puncak ya. Kalau melihat dari tren tahun kemarin. Malah di puncak panen, harga sampai mendekati angka Rp7.000, hingga Rp8.000, per kilogramnya. Malah pada akhir panen harga gabah mencapai angka Rp9.000 per kilogramnya,” katanya.

Mudah-mudahan, di awal panen saat ini, harga sekitar Rp6.300, sampai Rp6.500, kalau dibandingkan dengan tahun kemarin memang menurun dari harga Rp7.000, tapi bila dibandingkan dengan tahun 2021, harga gabah kering sawah itu menembus angka Rp5.000, ini adalah angka tertinggi bila dibandingkan dengan 10 tahun kebelakang,” ujarnya. Ia pun menjelaskan bahwa sebelum tahun 2021, harga gabah kering sawah itu berkisar diangka Rp3.000, sampai Rp4.000 per kilogramnya, imbuhnya.

“Di tahun sebelum 2021, itu harga gabah kering sawah untuk menembus angka Rp4.000, itu berat sekali. Dan alhamdulilah sejak dua tahun belakangan harga gabah terus mengalami kenaikan harga dan mencapai angka Rp7.000,” tutur Ronny.

“Jadi kalau hari ini, panen diawal tahun 2024, harga gabah kering sawah Rp6.500, kami masih punya harapan seperti tahun kemarin bisa panen dengan harga kering sawah, itu masih bisa diharga Rp7.000,” terangnya.

Sedangkan harga pembelian (hpp) gabah yang dilakukan oleh pemerintah, sebesar Rp5.500 per kilogramnya. Harga ini relatif lebih rendah daripada harga jual gabah kering sawah yang dijual petani ke tengkulak. “Hpp kita, Rp5.500, artinya harga (gabah) yang dijual petani sekarang masih diatas Hpp Pemerintah,” ujarnya.

Perlu diketahui, harga beras di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih tergolong mahal.

Harga beras medium di pedagang pasar tradisional dijual dengan harga Rp14.500 per kilogramnya. Sedangkan harga beras premium diangka Rp16.500, hingga Rp17.000, per kilogramnya. Meski harga beras masih tinggi, harga gabah di tingkat petani justru mengalami penurunan. Dua pekan sebelumnya harga per kilogram gabah Rp7.500, per kilogramnya. Kini mendekati musim panen, harga gabah di tingkat petani justru mengalami penurunan, di harga Rp6.400 per kilogramnya.(tyas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *