Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Pada Rapat Koordinasi Forpimka Singojuruh Senin 1/4/2024, dalam rangka kendali Kamtibmas malam sambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Khususnya pengendalian suasana malam takbir (takbiran) di tiap wilayah Desa se Kecamatan Singojuruh.
Pada siesen tanya jawab, saran dan masukan yang dipandu langsung oleh Kapolsek Singojuruh AKP Arief Wahyudi, SH. Kanit Binmas Polsek Singojuruh Aiptu Didik Sudarmanto, SH mohon waktu kepada atasannya untuk menyampaikan informasi seputar kegiatan Sholawatan. Yang mana bisa dibilang hampir tiap malam ada di wilayah Kecamatan Singojuruh beberapa waktu terakhir sebelum Ramadhan.
Kanit Binmas singgung soal penutupan jalan protokol oleh Panitia penyelenggara, ditegaskan bahwa dalam hal ini sangat mendukung adanya kegiatan Sholawatan. Akan tetapi diharapkan jangan sampai kegiatan keagamaan abaikan hak-hak masyarakat yang lain, juga jangan sampai diwarnai keributan sehingga mengurangi nilai sakral dan kemulyaan bersholawat.
Didik Sudarmanto selaku Kanit Binmas sekilas urai komplin masyarakat soal penutupan total jalan protokol, dicontohkan satu persoalan di Desa Singolatren. Saat itu ada kegiatan Sholawatan Panitia tutup jalan total tanpa ada rambu-rambu. Di waktu yang bersamaan ada Mobil Ambulance hendak antar pasien kritis untuk dirujuk ke sebuah Rumah Sakit, harus tertunda karena putar arah. Kemudian ada kejadian kebakaran di wilayah Kecamatan Songgon, Mobil Pemadam Kebakaran tidak bisa melintas karena jalan protokol ditutu total.
Tak hanya itu diceritakan juga sebuah kejadian yang tidak seharusnya terjadi dalam sebuah kegiatan keagamaan (Sholawatan). Kegiatan Sholawatan justru dijadikan ajang pertengkaran antar sekelompok oknum anak-anak muda yang setelah berhasil diamankan oleh Polisi, rata-rata mereka mengkonsumsi minuman beralkohol (mabuk). Yang seperti itu kata Kanit Binmas Polsek Singojuruh Aiptu Didik Sudarmanto, SH, menodai kemulyaan kegiatan keagamaan terutama dalam bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Terlebih setelah Hari Raya Idul Fitri diprediksi jadwal kegiatan Sholawatan akan padat.
KH. Imam Muhtadi selaku Ketua MUI Kecamatan Singojuruh dalam pendapatnya turut menyayangkan kegiatan Sholawatan dinodai oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. KH. Imam Muhtadi dalam hal ini tidak menyalahkan Majelis Sholawat-nya, namun koreksi kepada Panitia-nya yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan. KH. Imam Muhtadi meminta kepada Forpimka untuk duduk bersama membahas kegiatan Sholawatan di wilayah Kecamatan Singojuruh cari solusi bagaimana Sholawatan tetap berjalan namun terkendali baik dari sisi keamanannya terlebih kekhusukan dalam bersholawat.
Perwakilan Kepala Desa se Kecamatan Singojuruh Mura’i Ahmad, SE.,SH.,MH (Kepala Desa Gumirih) tak jauh beda dengan yang sebelumnya. Selaku Kepala Desa jadi serba repot bila ada masyarakatnya urus administrasi ijin kegiatan Sholawatan. Satu sisi Pemerintah Desa punya tugas pelayanan, sisi lain bila tidak melayani dituding tidak mendukung Sholawatan, dilayani yang terjadi Sholawatan diwarnai keributan karena Panitianya tidak ketat dan tidak tegas menerapkan tata-tertib kepada jama’ah. Yang aneh menurut Mura’i Ahmad, setiap ada Sholawatan banyak warga yang tahu-tahu kehilangan bambu tempat jemur pakaian diambil oleh oknum untuk kibarkan bendera.
Mersepon masukan dan pendapat hadirin, AKP Arief Wahudi, SH (Kapolesk Singojuruh), mengaku siap untuk dilakukan pembahasan lebih lenjut terkait kegiatan Sholawatan. Pada kesimpulannya semua pihak mendukung kegiatan Sholawatan, tinggal mencari solusi bagaimana Panitia pelaksana kegiatan bisa lebih meminits agar tidak mengganggu hak masyarakat yang lain juga tidak lagi terjadi keributan yang mencerai nilai-nilai kesakralan dan kemulyaan bersholawat. (r35).