Kajari Apresiasi Bank Jatim dengan Adanya Pagelaran Wayang Kulit di HUT ke 63

Kabaroposisi.net | Jombang – Guna Uri uri budaya leluhur Bank Jatim Cabang Jombang gelar Ngopi Bareng dan Pertunjukan Wayang Kulit dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia yang ke-79 sekaligus memperingati hari ulang tahun Bank Jatim yang ke-63, dibuka kepala bank Jatim Hanif Julhamsyah.

Tampak hadir Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo, Kepala kejaksaan negeri Jombang Agus Chandra, Sekretaris Daerah Agus Purnomo, anggota DPRD Subur, kepala OPD lingkup pemerintah kabupaten Jombang, serta karyawan Bank Jatim. Bertempat di halaman Bank Jatim Cabang Jombang. Jum’at (2/8/2024)

Bacaan Lainnya

Kepala Bank Jatim Cabang Jombang Hanif Julhamsyah ketika sambutan menyampaikan bahwa 63 tahun berdirinya Bank Jatim sejak 1961 yang merupakan Bank Pembangunan Daerah yang sahamnya dimiliki pemerintah provinsi Jawa Timur serta seluruh kabupaten/kota.

“Kami berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan perekonomian daerah, salah satu kontribusi kami setiap tahun membagikan deviden kepada pemegang saham, kepada pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.

Menurut Hanif, nilai Deviden yang diberikan oleh Bank Jatim sebagai pendapatan asli Daerah tidak kurang dari 20% dari saham yang di setorkan dan dititipkan. Contohnya Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang merupakan salah satu pemegang saham dari Bank Jatim.

“Sebenarnya kegiatan ini rutin dilaksanakan, namun dalam bulan Agustus sekaligus pagelaran wayang untuk meningkatkan tali silaturahmi dengan stakeholder, para Organisasi Perangkat Daerah, serta semua nasabah dari berbagai kalangan,” ungkapnya.

Pagelaran wayang disuguhkan oleh dalang Ki Anom Sekti Aji dengan lakon babat alas Wonomarto.

“Tak hanya itu Pagelaran wayang bukan semata mata hanya tontonan, namun juga tuntutan dan tatanan kehidupan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Jombang Agus Chandra mendukung pagelaran wayang kulit dalam mengembangkan warisan budaya di Jombang. Apalagi manfaat wayang mengandung nilai Filosofis karena memiliki bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Setiap bagian menggambarkan tahapan tertentu dari kehidupan manusia. “Jadi, pertunjukan wayang memang sangat merepresentasikan nilai filosofis budaya Indonesia,” ujarnya.

Wayang juga mengandung nilai Religius karena memiliki dimensi spiritual yang kuat. Nilai religius ini muncul sejak zaman Kerajaan Demak.

“Waktu itu, pertunjukan wayang digunakan untuk menyebarkan agama Islam serta nilai-nilai atau ajaran di dalamnya. Ada juga nilai pendidikan dalam pertunjukan wayang, seperti etika, moral, budi pekerti, politik, hingga sosial dan kewarganegaraan. Manfaat di bidang pendidikan ini terkandung di dalam setiap bagian dari cerita pertunjukan wayang, ” paparnya.

Tidak hanya itu, salah satu nilai khas dari wayang adalah nilai kepahlawanan dari tokoh-tokohnya. Kepahlawanan dalam kisah Ramayana dan Mahabarata bermanfaat untuk memberikan berbagai pesan patriotisme sebagai pendidikan budaya bagi generasi muda, imbuhnya.

“Sedangkan nilai Estetika, wayang merupakan seni yang menggabungkan kreativitas berbagai bidang. Nilai estetikanya juga banyak terkandung di dalam cerita. Itulah sebabnya, pertunjukan wayang menjadi warisan orisinal dari negara Indonesia,” ungkapnya

Perlu diketahui, Wayang Kulit dengan Ki Anom Setiaji mengambil Lakon Babat alas Wonomarto. Pagelaran wayang kulit sudah sering kali diadakan oleh bank Jatim, akan tetapi pada momen bulan Agustus ini sekaligus memperingatinya bersamaan dengan ulang tahun Bank Jatim ke 63.(tyas)

Pos terkait