Trauma Tragedi Banjir Bandang, Warga Desa Alasmalang Minta Normalisasi Dam Garit

Foto ; Banjir Bandang tahun 2018

Kabaroposisi.net |BANYUWANGI – Trauma akan kejadian banjir bandang pada tahun 2018, ternyata masih dirasakan oleh masyarakat Desa Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi – Jawa Timur. Yang mana peristiwa kala itu, menyita perhatian banyak pihak baik dalam maupun luar Kabupaten Banyuwangi.

Guyuran hujan dengan intensitas tinggi memaksa Dam Garit aliran sungai Badeng muntah ke pemukiman warga. Sehingga pemukiman warga dipenuhi dengan lumpur tebal, bebatuan, dan kayu-kayuan. Rumah-rumah warga banyak yang rusak, harta berupa prabotan rumah pun renang bebas.

Bacaan Lainnya
Kondisi Jembatan Garit saat air Meluap

Mewaspadai terjadinya tragedi mengerikan banjir bandang itu, H. Abdul Munir Kepala Desa Alasmalang. Saat ditemui awak media menyampaikan kondisi batin warganya. Yang mana belum lama ini Kades H. Abdul Munir mengaku didatangi beberapa tokoh masyarakat.

“Belum ini saya didatangi beberapa tokoh masyarakat mas. Beliau-beliaunya menyampaikan aspirasinya yaitu, menginginkan normalisasi pada Dam Garit kali Badeng. Alasannya karena sudah megalami pendangkalan, sementara tanda-tanda datangnya musim hujan sudah ada. Harapannya bila terjadi peningkatan debet air kali Badeng tidak naik ke daratan atau pemukiman warga mas”, tutur Kades Alasmalang Jumat 1/11/2024.

Sedikit menyampaikan pendapatnya Kades H. Abdul Munir mengatakan, bahwa andai kontruksi Jembatan Garit itu diperbaiki. Ditambah ketinggiannya dan dihilangkan penyangga pada bagian tengahnya. Meski debet air mengalami peningkatan, kemungkinan terjadi luapan kecil sekali. Karena kata Kades, bila mengacu pada pengalaman banjir bandang yang terjadi saat itu. Luapan air terjadi karena penyumbatan oleh material bawaan yang tersangkut pada penyangga tengah jenbatan.

“Sebenarnya salah satu solusi untuk bisa menghilangkan trauma dan kekhawatiran masyarakat. Dilakukan perbaikan pada jembatan Garit itu mas. Selama belum dilakukan perbaikan pada kontruksi jembatan Garit. Warga terutama yang tinggalnya tidak jauh dari Jembatan dan Dam Garit tidak bisa tenang. Sampai sekarang bila hujan turun apalagi di malam hari, warga mau istirahat nunggu hujan reda, bahkan ada yang memilih tidur di rumah saudaranya”, jelentrehnya.

Diakhir penyampaiannya H. Abdul Munir selaku Kepala Desa mewakili masyarakatnya. Berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten atau Provinsi untuk merespon aspirasi masyarakatnya. Prioritasnya adalah pada soal normalisasi Dam Garit kali Badeng dan perbaikan kontruksi Jembatan. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *