Anaknya Jadi Korban Aksi Premanisme Di Sekolah, Orang Tua Lapor Polisi

Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Belum lama ini ada aksi pengeroyokan dan penganiayaan oleh sejumlah siswa salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Informasi tersebut awak media tangkap dari salah seorang Wali Siswa bernama Dedy Utomo Senin11/11/2024 .

Kepada awak media Dedy Utomo menceritakan bahwa anaknya dikeroyok dan dianiaya oleh kakak kelasnya di sekolah pada Kamis 7/11/2024. Yang diherankan oleh Dedy, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan terjadi di lingkungan sekolah dan di saat-saat jam efektip.

Bacaan Lainnya

Atas kejadian yang menimpa anaknya itu, Dedy mengaku membawa persoalan ke ranah hukum. Yang mana pada hari yang sama pasca kejadian Dedy melakuan pelaporan ke Polsek Sempu.

“Masalah ini terpaksa saya laporkan ke Polisi mas. Orang tua yang mana yang akan terima mengetahui anaknya diperlakukan seperti itu. Kalau ada guru atau orang lain menganggap apa yang saya lakukan ini salah, silahkan saja. Karena permasalahan yang menimpa anak saya sedang tidak menimpa pada anaknya sendiri”, ungkap Dedy ratapi nasib anaknya.

Ketika ditanya apa yang diharapkan dari pelaporan atas peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang menimpa anaknya itu. Dengan nada bicara sedikit bertensi Dedy berikut menjelaskan.

“Saya melaporkan aksi premanisme di sekolah pada anak saya ke Polisi, mencari keadilan mas. Kalau hal yang seperti ini dibiarkan, lalu bagaimana esensi keberadaan sekolah tempat mencerdaskan anak bangsa itu. Lebih jauh lagi lalu seperti apa potret generasi penerus bangsa bila di lingkungan sekolah subur aksi premanisme. Ini bukan hanya soal anak-anak yang melakukan pengeroyokan, tapi juga soal tanggung jawab hukum pihak sekolah. Silahkan buka regulasinya seperti apa tanggung jawab sekolah pada keselamatan siswa-siswinya di sekolah”, paparnya.

Diakhir penyampaiannya Dedy berharap dengan adanya pelaporan ke pihak Kepolisian. Tindak kekerasan tidak terjadi di lingkungan sekolah dan tidak dialami oleh siswa-siswa yang lain. Pungkas Dedy, “Cukuplah persoalan kekerasan ini dialami oleh anak saya, semoga tidak terjadi pada siswa-siswa yang lainnya”. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *