Sarasehan Partai Demokrat, Michael : Berbanggalah Punya Anak Cerdas Dan Pintar, Tapi Yang Berakhlaq

Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Pada acara sarasehan bertemakan Peran Agama Dalam Membangun Keharmonisan Sosial, yang dirangkai dengan buka bersama oleh DPC Partai Demokrat Banyuwangi di Aula Agro Wisata Alam Indah Lestari (AIL) Sabtu 22/3/2025. Sarasehan yang angkat tema “Peran Agama Dalam Membangun Keharmonisan Sosial” itu, Pematerinya bernama Sukur Priyanto yang ternyata juga Ketua DPC Partai Demokrat Bojonegoro.

Yang mana pemateri Syukur Priyanto kupas panjang lebar soal pentingnya agama dalam setiap aktivitas kehidupan, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meyakinkan akan keutamaan agama dalam kehidupan, dijelaskan karena itu pada dasar negara kita yaitu Pancasila sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kurang lebihnya dimaksudkan bahwa agama yang pada Pancasila sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi landasan dan jiwa dari ke empat yang lain.

Bacaan Lainnya

Menjadi semakin menarik, hadirin tidak hanya wajib mendengarkan paparan Pemateri saja, melainkan juga diberi hak kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan, ada satu pertanyaan yang membuat Michael Edy Hariyanto, SH., MH (Ketua DPC Demokrat Banyuwangi), bergairah untuk menanggapinya. Yaitu pertanyaan tentang bagaimana peran kaum milenial dalam membangun keharmonisan sosial.

Merespon pertanyaan tersebut, Michael Edy Hariyanto menjelaskan, bahwa kaum milenial bisa jadi pelopor membangun akhlaq dengan cara mengajarkan kebaikan kepada adik-adik atau anak-anak yang masih usia dini. Menurut Michael, membangun karakter yang baik adalah harus dimulai dari usia dini. Sedikit disentil nya, kalau bisa lembaga pendidikan yang ada tidak hanya mengajar agar anak cerdas bisa ini bisa itu saja. Melainkan lebih dipentingkan pula mendidiknya agar anak-anak selain cerdas dan pintar, punya akhlaq yang baik.

“Sekarang ini yang sering kita dengar, banyak orang tua yang bangga menyampaikan tentang anak-anaknya yang bisa ini, bisa itu. Tapi tak pernah terdengar ada orang tua yang menyampaikan kebanggaannya memiliki anak yang berakhlak.

Mereka tidak sadar bahwa kepandaian anak-anaknya bisa salah kaprah bahkan tidak bermanfaat, bila tidak dengan akhlaq yang baik. Lembaga-lembaga pendidikan, kurikulumnya kalau bisa tidak hanya soal bisa mencerdaskan saja. Tapi bagaimana bisa mecetak anak didiknya yang cerdas, pintar dan berakhlaq yang baik”, jelasnya.

Secara terpisah kepada awak media, menjelaskan bahwa tujuan pembangunan Nasional ada disebut istilah membangun manusia Indonesia seutuhnya.

“Kalau tidak salah dalam tujuan pembangunan nasional ada disebut istilah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Menurut saya manusia Indonesia yang seutuhnya kurang lebihnya adalah manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki budi pekerti luhur, yang memiliki kepribadian yang kuat dan mandiri”, pungkasnya. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *