Kabaroposisi.net | Jombang – Kabupaten Jombang turut serta mensukseskan Panen Raya Serentak bersama 14 Provinsi yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bupati Jombang Warsubi didampingi Wakil Bupati Salmanudin, Sekdakab Jombang Agus Purnomo, Perwakilan Forkopimda, Asisten, Kepala Dinas Pertanian Much.Rony dan segenap Kepala OPD terkait turun langsung ke sawah untuk melakukan panen raya secara simbolis menggunakan sabit dan Combine Harvester (mesin panen padi). Bertempat di Desa Plosogeneng Jombang. Senin (7/3/2025)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Much. Rony menyampaikan Panen Raya serentak di 14 Provinsi ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk percepatan Swasembada Pangan dan tidak lagi melakukan import beras. “Kebijakan ini diharapkan bisa meningkatkan semangat para petani untuk menanam padi,” jelas Rony.
Dalam rangka mendukung Swasembada Pangan Nasional, Kabupaten Jombang ditargetkan mampu meningkatkan luas tanam padi sebesar 81.251 hektar pada tahun 2025. Target ini cukup menantang, karena Kabupaten Jombang dalam 5 tahun terakhir rata-rata luas tanam padi sekitar 72.758 hektar per tahun.
Dalam laporannya Kadisperta menyampaikan, pada musim tanam periode Oktober 2024 sampai dengan Maret 2025, luas tanam padi di Kabupaten Jombang mencapai 43.045 (empat puluh tiga ribu empat puluh lima) hektare. Puncak panen di Kabupaten Jombang diprediksi terjadi di bulan April ini. Dengan lahan pertanian di Kabupaten Jombang yang mencapai 17.000 hektar.
Dan mulai musim ini, pemerintah melalui Perum Bulog siap membeli dengan Harga pembelian Pemerintah (HPP) Rp. 6500/ kg Gabah Kering Sawah. Selanjutnya, menyampaikan saat ini Kabupaten Jombang telah melakukan pengembangan Budidaya Tanaman Sehat di beberapa Kecamatan. “Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi biaya usaha tani, melestarikan lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani. Hasil ujicoba petani, kalau biasanya petani mengendalikan hama dan gulma menggunakan pestisida dan herbisida se hektar perlu biaya Rp. 4 juta, dengan pendekatan budidaya tanaman sehat, dan pengendalian gulma menggunakan power weeder, biaya bisa ditekan. Satu hektar hanya sekitar Rp. 1 Juta, “ paparnya.
Ditempat sama,Bupati Jombang Warsubi yang juga bertani, berkomitmen mendukung petani dengan fasilitas yang layak. Salah satunya dengan rencana pengadaan listrik masuk sawah untuk mendukung irigasi perpompaan.
“Adanya listrik masuk sawah dapat menghemat 75% biaya produksi. Nanti kami akan komunikasikan dengan PLN,” jelas Abah Warsubi.
Perlu diketahui, Kabupaten Jombang memiliki potensi lahan baku sawah seluas 44.054 hektar, Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) seluas 38.247 hektar dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 36.160 Hektar.(tyas)