Sinergi Yang Kuat Melahirkan Solusi Yang Hebat, Itulah Yang Terlihat Di Kecamatan Singojuruh

Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Tentang 2 anak Yatim di Dusun Krajan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh, yang bertahan hidup tanpa pendampingan orang tua atau pihak keluarga. Menjadi perhatian serius bagi para pihak yang peduli, terutama Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Korwilker Satdik, Kepala Sekolah, Pendamping PKH, dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Singojuruh.

Hal itu terlihat pada Senin 5/5/2025, Camat Singojuruh Drs. Anas Sugiarto ajak rembug Kepala Desa Alasmalang H. Abdul Munir didampingi Kepala Dusun, Korwilker Satdik Singojuruh Supriyadi, Kepala SMPN 3 Singojuruh Kesuma , S.Pd didampingi guru BK, Koordinator Pendamping PKH Kecamatan Singojuruh Dedy Utomo, FKDM Kecamatan Singojuruh Rudy Hartono, Staf Kecamatan Singojuruh terkait.

Bacaan Lainnya

Dari alur pembicaraannya tertangkap bahwa orang-orang penting dalam ruangan Camat Singojuruh itu, sedang membahas bagaimana keberlangsungan pendidikan dan kebutuhan hidup 2 anak Yatim di Desa Alasmalang “CBW” dan “NAW”. Kondisi 2 anak Yatim yang memperihatinkan itu ditemukan oleh petugas PKH pada saat melakukan assasment dan penjaringan calon siswa Sekolah Rakyat (SR) program Kementerian Sosial. “CBW” diketahui berstatus siswa di SMPN 3 Singojuruh dan “NAW” di bangku SDN 1 Alasmalang.

Dalam penyampaian pendapat khususnya yang disampaikan oleh Korwilker Satdik Singojuruh Supriyadi juga Kepala SMPN 3 Singojuruh Kesuma, S.Pd. Sepertinya tidak ada alasan seorang anak tidak bisa mengenyam pendidikan, karena ternyata fasilitas yang disediakan oleh program Pemerintah melalui Pendidikan sangat bagus. Tanpa biaya sekalipun asal anak yang bersangkutan masih punya keinginan sekolah bisa mengenyam pendidikan. Begitu juga yang disampaikan oleh H. Abdul Munir Kepala Desa Alasmalang, Pemerintah Desa siap memfasilitasi kebutuhannya asal ada cantolan aturan yang jelas di APBDes.

Rudy Hartono merespon apa yang disampaikan oleh beberapa nara sumber, mengapresiasi dan menyimpulkan bahwa soal kebutuhan ke dua anak yang maksut sudah selesai karena ada solusinya. Namun kata Rudy, perlu juga diperhatikan tentang orang tua yang ada diperantauan dipastikan pulang dan hidup bersama anak-anaknya. Karena ke dua anak tersebut sudah tergolong rentan, bila tetap dibiarkan hidup tanpa pendampingan orang tua, maka fasilitas yang diberikan akan jadi tidak bermanfaat. Tegas Rudy, bila fasilitas tercukupi dan ada pendampingan orang tua akan lebih baik.

Bak gayung bersambut, kabar bagusnya disampaikan oleh Abdoli (Staf Kecamatan), bahwa dari hasil komunikasinya dengan pihak keluarga ke dua anak tersebut. Orang tua “CBW” dan “NAW”, bersedia pulang setelah sedikit dapat modal untuk usaha kecil-kecilanya. Merespon kabar baik itu, forum langsung juga mencarikan solusi bagaimana orang tua “CBW” dan “NAW”, bisa betah di rumah mendampingi hidup anak-anaknya. (ktb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *