Kabaroposisi.net (Banyuwangi)
Viral di media meninggalnya warga yang ternyata ayah kandung Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo, SE Kecamatan Rogojampi Banyuwangi. Yang diduga disebabkan oleh arogansi oknum petugas penagih PLN. Penasaran dengan informasi tersebut, awak media Minggu 1/12/2019 temui Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo di rumah duka.
Secara kebetulan di rumah duka ada salah satu anggota DPRD Banyuwangi dari Fraksi PDI-Perjuangan Salimi (Ketua Komisi 4). Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo, SE sekilas ceritakan kronologis detik – detik jelang ayah kandungnya tutup usia. Dengan nada sedikit menahan duka kesedihannya Kades Anton menceritakan kronologis kejadian Sabtu 30/11/2019.
“Awalnya ada petugas penagihan PLN karena telat pembayaran. Bapak saya sempat kaget karena gak pernah ada petugas penagihan datang kerumah bapak. Akhire terjadi cekcok antara bapak dan petugas PLN karena petugas penagih dari PLN cara menagihnya dengan nada kasar. Karena rasa kesal dengan sikap petugas tersebut, bapak kemudian bergegas ke Kantor PLN Rogojampi untuk urusi keterlambatan. Mendengar kejadian itu saya telfon ke bapak maksutnya saya akan menyusul, tapi dijawab gak usah kesini bapak masih sakit katanya. Selang beberapa waktu kemudian saya ditelfon lagi disuruh menjemput. Sesampai disana heranya kok tidak ada orang sama sekali apakah pulang semua. Ternyata bapak saya sudah keadaan meninggal di kursi kantor PLN, jadi pertanyaan saya kenapa bapak saya yang sudah meninggal di kantor PLN itu malah ditinggal tidak ada yang membantu. Untuk memastikan hal itu saya bawa bapak ke Rumah Sakit terdekat, dan hasilnya benar bapak saya telah meninggal beberapa menit sebelumnya ya di kursi kantor PLN itu”, geber Kades Anton sembari menahan duka yang dalam.
Langkah selanjutnya Kades Anton menunggu masa duka selesai, dan setelahnya akan fokus pada soal menyikapi masalah yang menurutnya sangat menyakitkan itu.
“Masalah takdir kematian saya tetap menerima karena kematian akan terjadi pada kita semua. Tetapi masalah dugaan penyebabnya ini yang harus saya sikapi. Setidaknya bila memang takdir bapak saya di hari itu juga, andai tidak ada permasalahan dengan petugas penagih PLN mungkin barang waktu 1,2,3 jam saya dan keluarga masih bisa bercengkrama melihat bapak saya tersenyum meski sebentar”, imbunhnya.
Sementara Salimi Ketua Komisi 4 DPRD Banyuwangi menyampaikan bahwa dirinya sengaja turun langsung ke desa Aliyan. Salimi mengaku telah temui beberapa warga dan mengkonfirmasinya terkait pelayanan petugas PLN.
“Saya sengaja turun ke desa Aliyan ini temui beberapa warga Aliyan pertanyakan sejauh mana petugas PLN dalam hal pelayanannya kepada Costumer. Dan hasilnya saya mensinyalir bahwa pelayanan petugas PLN di lapangan terhadap Costumer dalam hal menagih keterlambatan jelek, tidak ramah, dan tidak bersahabat. Kerap kali ancaman pemutusan sambungan listrik jadi andalan menggertak Costumer. Sehingga Costumer mau tidak mau harus berhutang ke tetangga, kita tahu Bank saja tidak se ekstrim itu menyikapi keterlambatan Costumernya. Jadi menurut keterangan masyarakat, sebelum oknum petugas PLN itu menuju rumah almarhum sudah sempat rame adu mulut bahkan hampir terjadi bentrok fisik dengan Costumer. Oleh sebab itu dalam hal ini saya selaku anggota dewan serius merespon dan dalam waktu dekat akan undang para pihak terutama petinggi PLN untuk memberikan penjelasan seperti apa SOP nya untuk petugas di lapangan”, tegas Salimi Ketua Komisi 4 DPRD Banyuwangi itu.
Salah satu warga Dusun Bolot Desa Aliyan bernama Subairi membenarkan bahwa dirinya mengalaminya. Sebelum petugas penagih PLN itu menuju rumah almarhum, sudah dari rumah Subairi dan sempat terjadi cekcok keras karena petugas bersikeras. Akhirnya lantaran otot – ototan itu, Subairi terpaksa nabrak sana – sini cari hutangan bayar keterlambatan. Hal itu dilakukan oleh Subairi karena terus diancam akan dilakukan pemutusan sambungan oleh petugas penagihan PLN.
Sampai dilansirnya berita ini dari pihak PLN belum diperoleh konfirmasinya karena kesulitan akses komunikasinya. Salah satunya adalah Kepala Bagian PLN Rogojampi berinisial “CT”, dikonfirmasi via WhatsApp-nya belum ada respon.(rh35/red).