Kabaroposisi.net, Jakarta – Berdasarkan referensi, menambah dua faktor penting yang bisa meningkatkan atau menurunkan harga saham, yaitu pertama, faktor eksternal, dan kedua, faktor internal. 21/01/2019
Yang termasuk faktor internal adalah kebijakan pemerintah, fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing, kondisi fundamental ekonomi makro, rumor dan sentimen pasar, faktor manipulasi pasar, dan faktor kepanikan.
Sedangkan Yang termasuk faktor internal yang Adalah aksi Korporasi ( corporate action ), Dan proyeksi costs kos Perusahaan PADA masa Mendatang. Namun demikian, rumor dan sentimen pasar, dan faktor manipulasi pasar, bisa juga berasal dari internal.
Nah , tentu saja semua pihak yang berhak atas saham emiten (perusahaan publik atau perusahaan terdaftar ) ingin agar harga sahamnya berada di posisi yang baik, dan harapannya adalah harga yang selalu meningkat.
Dengan harga saham yang baik, ditawarkan naik terus maka akan menguntungkan bagi investor dan pemegang saham. Sementara jangka pendek mendapat keuntungan dari capital gain, sedangkan jangka panjangnya adalah penerimaan deviden yang baik.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham, tentu saja sulit diakses oleh emiten, karena itu di luar jangkauan kewenangannya.
Emiten Harus diberikan Harapan
Namun, faktor internal tentu bisa dikelola dengan baik dan optimal. Misalnya, aksi korporasi, dan proyeksi kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Jika ingin harga sahamnya baik, tentu saja aksi korporasi harus memberikan harapan yang baik. Begitu juga proyeksi kinerjanya harus bisa direalisasikan.
Itu saja sudah cukup? Menurut saya belum, karena semua emiten akan melakukan hal demikian juga. Karena itu, emiten juga perlu strategi komunikasi yang baik untuk mengelola rumor dan sentimen pasar.
Harga saham akan naik dan turun karena fluktuasi penawaran dan permintaan. Jika lebih banyak orang ingin membeli saham, harga pasarnya akan naik. Jika lebih banyak orang mencoba menjual saham, harganya akan turun.
Faktor rumor dan sentimen pasar (atau sentimen investor) merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga saham, karena itu perlu ada manajemen yang tepat untuk memperbaiki masalah ini.
Masalahnya, sentimen pasar banyak masalah oleh berita. Baik itu berita positif, berita negatif, rumor (berita yang belum tentu kebenarannya), maupun hoaks (berita bohong).
Strategi Komunikasi & Manajemen Reputasi
Mengantisipasi peran-penting di atas, tentu saja diperlukan strategi komunikasi yang efektif dan manajemen yang dapat menjadi jembatan untuk mendapatkan informasi publik yang merupakan bahan faktual sekaligus menguntungkan bagi emiten.
Ada beberapa langkah positif yang dapat dilakukan oleh perusahaan publik yang relatif positif untuk diimplementasikan dalam strategi komunikasi, yaitu:
Pertama , banjiri media dengan berita aksi korporasi.
Ada daftar hampir 30 informasi publik (fakta material) aksi perusahaan yang diwajibkan untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Berharap semua aksi perusahaan yang positif / negatif untuk perusahaan harus disponsori.
Semua tindakan korporasi yang positif disetujui dibuat Siaran Pers dan didistribusikan ke berbagai media, baik media mainstream, media bisnis, maupun media khusus pasar modal.
Kedua , rumor tanggapi dengan baik.
Rumor kadang-kadang ada juga yang positif, tetapi lebih banyak yang negatifnya.
Rumor negatif harus ditanggapi secara resmi dengan jalan meluruskan informasi yang faktual. Mekanismenya, bisa lewat Siaran Pers yang disampaikan juga ke pihak otoritas.
Ketiga , sampaikan rencana darurat yang tepat.
Bisa jadi ada kebijakan pemerintah dan cuaca yang tidak kondusif untuk iklim industri. Jika hal demikian terjadi, sampaikan tindakan dan langkah-langkah yang akan dilakukan agar kinerjanya tetap baik dengan argumentatif.
Keempat , segera klarifikasi jika ada tudingan negatif.
Jika ada tudingan negatif yang diharapkan, hoaks atau fitnah harus segera diklarifikasi pada saat itu juga. Jangan dibiarkan begitu saja.
Harus segera diklarifikasi pada saat itu juga, agar daya rusaknya tidak meluas. Jika ada tudingan negatif yang diharapkan, hoaks atau fitnah harus segera diklarifikasi pada saat itu juga.
Undang pasar modal untuk Konferensi Pers , dan jika sangat signifikan disampaikan kepada pihak yang berwajib, sebagai bentuk keseriusan emiten.
Kelima , singkirkan berita negatif ke Google belakang.
Ini penting, hampir semua orang – termasuk investor, mencari referensi atau mencari opini kedua untuk proses pengambilan keputusan adalah kata kunci di situs mesin pencari terbesar di dunia, yaitu Google.
Coba menarik kompilasi diketik kode saham atau nama emiten yang muncul adalah rumor, gosip, masalah hukum, melanggar peraturan, konten buruk dari investor, dan sederet berita negatif di Google Page One. Apa yang terjadi?
Karena itu, segera pindahkan berita-berita aksi korporasi yang positif di halamaj utama Google. Biarkan, berita negatif yang merusak kebebasan digeser ke halaman G + 2 atau lebih jauh lagi.
Dengan upaya-upaya komunikasi dan implementasi strategi manajemen seperti ini diharapkan reputasi perusahaan emiten juga akan semakin baik.
Banjirnya berita positif terhadap emiten, dan berita susutnya positif akan mengundang sentimen positif. Jika sentimen positif mulai tumbuh, mudah-disetujui harga saham emiten tersebut juga akan membaik.
Itulah alasan yang dibahas di pasar modal yang mengutip harga saham yang dibuat dari perkawinana antara rekayasa keuangan dengan teknik komunikasi , dalam arti positif. Mungkin, dijelaskannya seperti itu. (win)
Sumber berita: (Pusatsiaranpers.com)