Kades Kedungrejo Sebut Perusahaan – Perusahaan Tidak Peduli Sampah

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Bermula dari diketahuniya tumpukan sampah di bibir jalan raya Dusun Kalimati Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Banyuwangi. Yang mana media dapati sebuah bangunan tempat sampah yang tidak efektif sampah meluber ke bibir jalan raya dan menebar bau menyengat.

Lantaran itu media bersama Ketua Lsm Suara Bangsa H. Suyoto M.S Jumat 24/01/2020 temui Kepala Desa Kedungrejo A. Zaiho di ruang kerjanya. Sepertinya kehadiran media dan Lsm dianggap suatu kebetulan yang diharapkan. Karena ternyata Kades Kedungrejo A. Zaiho ingin sekali meluapkan perasaannya terkait permasalahan sampah di desanya. Inilah ungkapan Kades Kedungrejo A. Zaiho kepada media.

“Begini pak perlu diketahui itu kan warisan masa lalu sedang saya baru menjabat. Sekarang mulai bulan Januari saya sudah menemukan solusinya tentang sampah. Saya dari kemarin – kemarin sudah mencari trobosan lobi sana – sini terkait masalah sampah yang ada di Dusun Kalimati khususnya. Dan untuk itu sedang kita bahas tentang bagaimana Perdes dan Perkadesnya. Nah sekarang saya mulai ada titik temu yang insyaalah terkait penanaganan sampah bekerjasama dan sepakat dengan sebuah lembaga Sistemik Lsm dari Luar Negeri untuk mengatasi permasalahan sampah. Jadi nanti sampah tidak perlu lagi tempat pembuangan sampah. Sistemik nanti yang akan menyediakan dua tempat sampah dengan pembagian sampah kering dan Sampah basah sebanyak 8000 pasang akan disebar ke seluruh rumah tangga.”..jelas kades.

Masih kata Kades A. Zaiho, “Cuman nanti kita bentuk pengurus, dari PKK, Karang taruna, LPMD guna mensosialisasikan, bahwa tempat sampah itu  khusus kering dan basah. Kemudian sampah itu kita ambil, dan dalam hal ini kita nanti juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan Desa Sumberberas”.

Kades Kedungrejo A.Zaiho bersama H. Suyoto. M.S. Ketua LSM Suara Bangsa

Ketika ditanya terkait sejauh mana kontribusi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terhadap persoalan sampah di Desa Kedungrejo

” Ya.. seperti yang sampean lihat sendiri sampah itu, kadang diambil kadang tidak sampai beberapa hari. Sementara sampah setiap hari datangnya. Saya juga jijik melihatnya. Semestinya masyarakat sadar lah… apalagi pelaku usaha juga. Saya itu orangnya yang sangat peduli dengan sampah dan kebersihan.

Tentang dari mana sumber produksi sampah antara masyarakat dengan Perusahaan Kades menjelaskan bahwa sampah terbanyak dimungkinkan dari perusahaan dan kedua sampah rumahan. Kebanyakan sampah – sampah itu dibuang oleh orang – orang yang bekerja di perusahaan, mereka bawa sampah dari rumahnya dibuang disitu. Dan Kades mengaku akan mendobrak tempat sampah yang dibangun di atas drainase pinggiran jalan raya Dusun Kalimati itu.

“Akan saya dobrak suatu saat tunggu saja dari saya. Ketika sudah terjadi seperti itu pasti kades yang disalahkan mas, Tapi kepedulian mereka tidak ada, perusahan yang ada tidak ada kontribusi sama sekali. Dan ketika ada kerja bakti tidak ada satupun yang peduli dari mereka. Apa susahnya bagi perusahaan – perusahaan yang banyak duwit menyisihkan dana atau menyediakan armada untuk penangan sampah. Kok tidak menyadari mereka mencari penghasilan di Desa Kedugrejo mestinya mereka harusnya peduli terhadap lingkungan tempat usahanya”, lontarnya dengan nada sedikit kesal.

Ketika ditanya harapannya kepada DLH terkait penanganan sampah ke depannya, Kades Kedungrejo dengan tegas menjawab,

“Untuk DLH, saya tidak ada harapan lagi kepada DLH, saya akan bekerja sendiri dan akan bekerjasama langsung dengan lembaga sistemik. Harapan saya kepada perusahaan – perusahaan tolonglah peduli dan ikut memikirkan tentang sampah, mereka kaya – kaya apa sih susahnya”, harapnya.

Ketua Lsm Suara Bangsa H. Suyoto M.S menanggapi persoalan sampah di Kedungrejo Muncar terutama soal limbah Perusahaan, menyampaikan.

“Berbicara masalah limbah – limbah  Perusahaan dan sampah di Desa Kedungrejo ini sudah keterlaluan menurut saya. Padahal yang harus bertanggung jawab terhadap limbah – limbah tersebut bukan Pemerintah Desa tapi para Perusahaan yang membuang limbah – limbah tapi tidak bertanggung jawab. Padahal itu milik pabrik – pabrik yang mencari penghasilan di Desa Kedungrejo, mutlak keberadaan sebuah perusahaan di suatu wilayah harus berkontribusi dan peduli kepada masyarakat dan lingkungan desa yang ditempati usahanya.”kata Mbah Yoto.

Mbah Yoto juga singgung bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi tidak peduli dan tidak serius menyikapi sampah di Muncar dan Banyuwangi umumnya. Buktinya banyak persoalan – persoalan sampah akhir – akhir ini. Kan akhirnya kontradiktif dengan semangat Bupati yang menginginkan Banyuwangi Merdeka dari sampah. Sementara Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggung jawab dan jelas ada anggarannya santai – santai saja.

Tak hanya itu, Ketua Lsm Suara Bangsa ini tuding Perusahaan – Perusahaan yang ada di Muncar tidak ada CSR nya kepada sekolah – sekolah, anak yatim, dan duafa yang ada di Muncar.

“Terus terang saja saya sangat mendukung tekad Kepala Desa Kedungrejo, yang mengambil langkah tegas akan menyikapi masalah sampah di lingkungan wilayah kekuasaannya. Saya berharap masyarakat juga harus mendukung tekat Pak Kadesnya, dan harus sadar jangan buang sampah sembarangan. Nanti kalau sudah kumuh dan bau karena tumpukan sampah, Kepala Desanya yang disalahkan, ini tidak bener”, tegas Mbah Yoto.

Sementara dari pihak Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi yang dikenal dengan nama panggilan Bu Husnul via sms dikonfirmasi terkait SOP pengambilan sampah di Desa Kedungrejo Muncar, memberikan keterangannya.

“Maaf…sampah Kedungrejo harusnya dikelola secara mandiri..untuk itu perlu kerjasama dengan BUMDES Tembokrejo atau Sumberberas…seperti skema layanan masuk orogram sistemiq. Sebetulnya hanya Pasar yang kita layani…karena Pasar ada retribusi kebersihan pasar. Yang masuk ke Pemda atau dinas Pasar. Untuk masyarakat Pemerintah belum narik retribusi pengolahan sampah …seperti Kabupaten  atau kota lainnya. Kalau di kota ada iuran yang ditarik RT per bulan antara 10 ribu sampai dengan 30 ribu per rumah untuk membayar pasukan kuning yang ngambil sampah di rumah – rumah..terus dikirim ke depo. Monggo saya dibantu saran terbaiknya ..apa Desa Kedungrejo sudah menindaklanjuti program bersama itu saya akan tanyakan pak Camat”, jelasnya via sms.(rh35/ktb).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *